Kanker Pankreas, bisa dideteksi dengan aplikasi selfie? Benar, hal itu bukanlah hal yang mustahil di masa kini. Kanker adalah salah satu penyakit paling mematikan dan ditakuti di dunia. Penyakit ini bahkan disebut sebagai penyebab kematian nomor dua di seluruh dunia. Umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala awal, baru terdeteksi dan diobati setelah stadium lebih lanjut.

Oleh karenanya, diperlukan pola hidup yang sehat dengan tidak merokok dan tidak minum alkohol dan juga mengonsumsi makanan yang bergizi. Pengujian untuk salah satu jenis penyakit kanker, dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan, layaknya ketika kita menggunakan sebuah aplikasi baru ataupun bermain gim di smartphone. Adapun penyebab kanker pankreas itu sendiri adalah tumbuhnya tumor di dalam pankreas.

Sebuah aplikasi yang dinamakan BiliScreen, yang mana aplikasi ini adalah berupa aplikasi selfie pada smartphone yang dipergunakan untuk mengidentifikasi atau mendeteksi penyakit kanker pankreas. BiliScreen adalah gagasan seorang peneliti di University of Washington, mereka telah menciptakan cara skrining yang dilakukan dengan cara menggunakan skrining pada mata seseorang dengan memakai kotak cetak 3D dan aplikasi smartphone.

Teknologi ini menggunakan algoritma penglihatan komputer dan machine learning untuk menemukan peningkatan tingkat bilirubin di bagian putih mata sebelum terlihat oleh manusia.

Jika uji coba ini berhasil, maka akan dapat meningkatkan peluang hidup bagi penderita kanker pankreas secara drastis, sebagian karena faktanya sering terlambat sebelum dapat dideteksi. Penyebab kematian ini adalah akibat terlambatnya dalam mendeteksi gejala kanker pankreas ini.

Mahasiswa doktoral Alex Mariakakis, yang mengerjakan aplikasi tersebut mengatakan: “Harapan saya adalah jika orang-orang dapat melakukan tes sederhana ini setidaknya sebulan sekali di rumahnya masing-masing, mungkin saja beberapa diantaranya akan menemukan gejala penyakit pankreas cukup dini sehingga bisa segera menjalani perawatan sehingga kehidupan mereka dapat terselamatkan”.

Dari hasil uji coba yang dilakukan pada 70 orang ini, akhirnya ditemukan bahwa aplikasi dan kotak cetak 3D untuk mengendalikan kondisi cahaya ini hasilnya 90% lebih akurat dibandingkan dengan tes dengan menggunakan darah. Periset berharap pengujian ini dapat lebih mudah diakses oleh masyarakat.

Baca juga: Strategi Marketing Properti Cerdas Melalui Penerapan Teknologi Digital

Penemuan ini akan dipresentasikan pada konferensi komputasi yang akan datang. Pengembang UbiComp sebelumnya telah menciptakan BiliCam yang telah digunakan untuk mendeteksi penyakit kuning pada bayi yang baru lahir dengan memotret kulit mereka.

Profesor ilmu komputer dan penulis senior Shwetak Patel mengatakan: “Mata adalah pintu gerbang  menuju tubuh yang benar-benar menarik – air mata bisa memberi tahu Anda berapa banyak glukosa yang Anda miliki, sclera dapat memberi tahu Anda berapa banyak bilirubin dalam darah Anda. Kanker pankreas adalah penyakit yang mengerikan, hingga saat ini tidak ada skrining yang benar-benar efektif,” katanya.

“Tujuan kami adalah untuk membuat orang-orang yang tidak beruntung karena mengidap gejala kanker pankreas menjadi cukup beruntung untuk bisa mendeteksinya sehingga bisa tepat waktunya untuk menjalani operasi yang dapat memberi mereka kesempatan untuk bertahan hidup lebih tinggi.”

Pemasaran produk lebih powerful dan efektif melalui teknologi AR/VR
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !

Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

How can we help you ?