Augmented Reality untuk museum kini bukanlah hanya sebuah gagasan, sebab beberapa museum di Indonesia telah mengadopsi teknologi canggih tersebut sebagai langkah transformasi perubahan museum dari cara lama ke dalam layanan bentuk baru yang dapat mengubah persepsi masyarakat.

Teknologi Augmented Reality (AR) adalah sebuah teknologi yang memadukan antara konten digital ke dalam dunia yang nyata. Berbeda dengan Virtual Reality (VR) yang lebih memerlukan kacamata sebagai media untuk masuk ke dalamnya. Dengan Augmented Reality, kita tidak perlu media headset, kacamata, atau peralatan tambahan lainnya. Sebaliknya untuk AR kita hanya membutuhkan media aplikasi AR.

Dewasa ini, tentu banyak masyarakat yang akan terhibur dan banyak mendapatkan manfaat yang banyak dari penggunaan teknologi AR. Tidak hanya sektor hiburan saja yang mendapatkan angin segar dari penggunaan teknologi AR. Sektor pendidikan seperti sekolah dan kampus pun menjadi salah satu sektor yang mampu bertransformasi menggunakan teknologi digital yakni AR. Namun tidak hanya itu saja, museum sebagai salah satu penunjang pendidikan di bidang sejarah, kini juga telah memulai untuk mengaplikasikan beberapa fitur yang ada di dalamnya dengan menggunakan teknologi AR.

illustrasi (mitramuseumjakarta)

Museum diartikan sebagai sebuah bangunan yang digunakan untuk menampilkan koleksi benda-benda bersejarah yang mendapat perhatian khusus seperti museum arkeologi, museum seni, museum biografi, museum universal, museum etnologi, museum rumah bersejarah, museum sejarah, museum maritim, museum militer dan perang, museum kehidupan, museum seni dan museum pendidikan. Indonesia memiliki banyak museum yang rata-rata mempunyai nilai sejarah sangat tinggi.

Untuk jumlah pengunjung, sektor wisata museum di Indonesia sendiri rata-rata per-bulannya memang lebih sedikit apabila dibandingkan dengan sektor wisata lain seperti wisata alam, taman hiburan atau pantai. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kunjungan tersebut adalah stigma masyarakat yang menganggap museum adalah sebuah ruang pamer yang hanya digunakan untuk menyimpan benda-benda bersejarah dan kuno. Aktivitas pengunjung saat berada di dalam museum juga cenderung pasif, yakni hanya sekedar melihat benda-benda dalam museum saja tanpa adanya kegiatan interaktif yang dapat membuat mereka menikmati saat berada di museum. Itulah, alasan mengapa perlu pembaruan mengenai fitur-fitur yang ada di dalam museum dengan menggunakan teknologi Augmented Reality (AR).

Tentu dengan implementasi teknologi AR di dalam museum, akan membuat museum menjadi lebih hidup dan interaktif. AR sendiri terbukti mampu memberikan manfaat hiburan dan juga informasi terhadap penggunanya. Dengan penggunaan teknologi AR yang lengkap dan baik maka fitur-fitur yang ada di dalam museum akan dapat dimaksimalkan dalam penyajiannya kepada pengunjung.

Baca juga: Museum Virtual Reality yang Tetap Populer Meski Pandemi Mulai Surut

illustrasi (www.wisatajateng.com)

Hal tersebut secara langsung akan dapat memberikan manfaat yang besar kepada museum itu sendiri dalam hal pemasukan pendapatan museum demi keberlangsungan operasionalnya. Terlebih dari itu juga maka akan mengurangi aktivitas layanan di dalam museum yang terlalu monoton seperti papan informasi yang statis, pemandu museum yang kurang interaktif dan cenderung monoton dan juga penggunaan selebaran (brosur). AR mengubah konsep museum yang berkesan monoton dan kuno menjadi lebih canggih dan juga mampu memberikan layanan yang lebih menghibur dan juga informatif kepada para pengunjung.

Konsep museum di era baru dengan mengadopsi AR, akan dapat menjelaskan dan memberikan informasi yang lebih seputar benda-benda yang dipamerkan di dalam museum secara jelas dan menghibur. Hal itu dengan jelas memberikan gambaran tentang pemanfaatan teknologi AR beserta perangkat digital di dalam museum. Fitur-fitur yang dapat diterapkan di dalam museum yang telah mengadopsi teknologi digital AR akan menyediakan informasi dalam bentuk digital dan multimedia.

Pemanfaatan augmented reality untuk museum atau pameran museum dapat dijadikan momen yang tepat untuk meningkatkan ketertarikan pengunjung dalam mengeksplorasi benda-benda museum, karena sifat AR yang interaktif. Dalam beberapa acara festival, teknologi AR telah diperkenalkan kepada pengunjung pameran dan masyarakat umum. Penggunaan aplikasi AR terhadap pengunjung di kegiatan tersebut telah dilakukan pada kesempatan yang sama. Analisa tersebut merupakan langkah awal untuk mengamati pengalaman dan kebutuhan pengguna saat mencoba teknologi AR.

MonsterAR selaku perusahaan AR dan VR ternama di Indonesia, juga mempunyai beragam produk serta layanan AR dan VR yang dapat mensukseskan semua kebutuhan promosi ataupun keperluan perusahan lainnya. Tak hanya itu saja, MonsterAR juga mengembangkan berbagai macam aplikasi dan juga software yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan semua bidang industri yang ada. Mau tahu lebih banyak tentang AR dan VR? Hubungi kami di sini ya.

Program Gerakan Digitalisasi Museum dari MonsterAR untuk seluruh museum di Indonesia
| 1. Free Konsultasi | 2. Free Konsep Design | 3. Free Estimasi Biaya (RAB) |

Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !

Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

How can we help you ?