Pengembangan teknologi Augmented Reality (AR) dan penerapannya di Indonesia terbilang cukup pesat dan cepat. Bayangkan, AR yang dulunya adalah teknologi yang identik dengan khayalan dan imajinasi, telah berkembang menjadi teknologi yang dikaitkan dengan berbagai layanan industri yang ada.

Teknologi AR mampu menghadirkan pengalaman yang lebih atraktif dengan memunculkan berbagai gambar virtual lewat pemindaian suatu alat. 

Karena keuntungan yang ditawarkan oleh teknologi tersebut, maka tak ayal jika AR dapat memberikan tambahan minat dan bakat kepada masyarakat pada level tertentu untuk proses pembelajaran suatu ilmu. Sehingga hal ini tentunya akan memudahkan masyarakat mencerna dan mengaplikasikan suatu teknologi baru tertentu.

Beberapa tahun belakangan, teknologi AR kian masif dalam bertransformasi. Cara kerjanya pun kian mudah dipahami, dan semakin aplikatif serta fungsional dalam penerapannya. 

AR dapat bergerak ke arah teknologi yang berkembang dengan mengaplikasikannya ke dalam berbagai bidang industri. Terutama untuk pengaplikasian bidang pemasaran yang tentu saja akan menjadi lebih menarik. Siapa yang tidak akan tertarik dengan tampilan media marketing yang atraktif dan juga membuat semua orang senang?

Namun sebenarnya seperti apa saja sih, penerapan Augmented Reality tersebut dalam berbagai industri yang ada?

1. Filter Wajah Untuk Marketing

Pengembangan Augmented Reality yang paling mudah penerapannya adalah dalam hal pembuatan filter wajah. Aplikasi pertemanan chatting “Snapchat” adalah salah satu aplikasi chatting yang pertama menerapkan teknologi filter AR ini. Cara penerapan teknologi ini adalah dengan membandingkan model statistik dengan gambar yang dilihat oleh kamera pada ponsel.  

Walaupun filter wajah ini kebanyak digunakan untuk media hiburan, tetapi banyak juga lho yang memanfaatkannya untuk tujuan marketing. Contohnya adalah yang dilakukan oleh KFC, salah satu franchise ayam goreng terkemuka di Indonesia, dengan membuat filter wajah sendiri yakni berupa KFC Bucket Game. Di dalam game tersebut wajah kita akan berubah menjadi bucket KFC, tugas kita adalah untuk menampung berbagai makanan dari KFC yang jatuh dengan menggerak-gerakan kepala kita, menarik bukan?

Melalui MonsterAR salah satu perusahaan teknologi pembuat Augmented Reality dan Virtual Reality, semua kebutuhan perusahaan untuk pembuatan filter wajah dapat dirancang dengan custom sesuai dengan kebutuhan brand perusahaan Anda.

2. Pokémon Go

Dunia gim memang tidak ada matinya. Setiap tahun, selalu akan muncul berbagai jenis gim yang menjadi favorit banyak penggemar gim dari berbagai genre gim. Seperti halnya gim yang diangkat dari sebuah film animasi terkenal yakni “Pokemon Go” yang mengalami perkembangan karena mengaplikasikan teknologi Augmented Reality

Gim Pokemon Go memang menjadi sebuah romansa tersendiri bagi penggemarnya saat sedang “boomingnya” serial tersebut di televisi. 

Para penggemar serial tersebut seringkali bermimpi atau bahkan mengidam-idamkan untuk dapat berinteraksi secara langsung dengan berbagai karakter monster yang ada di dalamnya. 

Tenang saja, semua itu dapat terlaksana berkat kemajuan teknologi Augmented Reality yang dapat membuat para monster keluar dan mengunjungi para penggemar gim tersebut.

Saat rilisnya gim Pokemon Go di tahun 2016 lalu benar-benar ditunggu-tunggu para penggemar. 

Pokémon Go menghubungkan dunia Pokémon dengan dunia nyata. Berkat pokemon go, siapapun dapat menemukan Pokémon liar ketika sedang berjalan di luar dan menangkapnya dengan melemparkan Pokeball, bisa menemukan pokemon gym dan menantang pemain lainnya, dan pergi ke PokeStops, secara nyata, dengan bantuan GPS.  

Meskipun popularitas gim Pokemon Go merosot jauh dibandingkan saat release pertama, tetapi hingga saat ini masih dimainkan oleh jutaan pemain di seluruh dunia.

Baca juga: 9 Contoh Augmented Reality yang Menguntungkan untuk Bisnis Anda

Pokémon Go menggabungkan dunia Pokémon dengan dunia nyata tempat kita berpijak. Berkat pokemon go, kita bisa menemukan Pokémon liar ketika sedang berjalan di luar dan menangkapnya dengan melempar Poke Ball, bisa menemukan pokemon gym dan menantang pemain lainnya, dan pergi ke PokéStops, secara nyata, dengan bantuan GPS. Walaupun mereka tidak benar-benar nyata, tetapi mereka ada di sekeliling kita berkat bantuan AR. Terima kasih Nintendo.

Meskipun popularitas Pokémon Go merosot jauh dibandingkan saat release pertama, tetapi hingga saat ini masih dimainkan oleh jutaan pemain di seluruh dunia.

3. Transportasi: Volkswagen

illustrasi (Image: www.volkswagen-newsroom.com)

Head-Up Display (HUD) menginformasikan hal penting seperti kecepatan atau piktogram navigasi langsung ke bidang penglihatan utama pengemudi di dalam mobil keluaran Volkswagen. Berkat proyeksi tersebut, mata pengemudi dapat tetap fokus pada jalan sekaligus melihat catatan informasi seperti kecepatan. Pengemudi dapat memutuskan sendiri informasi apa yang akan ditampilkan: kecepatan saat ini, batas kecepatan, petunjuk navigasi, informasi sistem bantuan, dan peringatan. Tampilan head-up dari Tiguan, Passat dan Arteon adalah solusi penggabung: data diproyeksikan ke disk kaca yang memanjang (“penggabung”) di depan kaca depan. Saat layar tidak digunakan, layar akan ditarik ke posisi terlindung di dasbor dan bukaannya ditutup agar rata dengan permukaan. 

Pengembangan HUD semakin maju dalam hal memberikan informasi untuk ditampilkan demi kenyamanan pengemudi. Membantu pengemudi untuk jadi lebih fokus di jalan. Volkswagen AR HUD berbeda karena dapat memadukan semua data ke dalam lingkungan yang terlihat melalui kaca depan. Misalnya, alih-alih menunjukkan ikon yang mengatakan bahwa pengemudi harus belok kanan, justru menampilkan jalur virtual di jalan. Ini juga dapat menyoroti pejalan kaki atau hewan yang berada di dekat jalan. Ini jelas akan sangat membantu pengemudi! Nah, tentu saja keren bukan?

4. Arsitektur dan Desain Interior

Pengaplikasian Augmented Reality juga dikembangkan di sektor arsitektur dan juga desain interior. Contoh pertama mungkin arsitektur. Jika seorang arsitek dapat melihat desain mereka dihamparkan di dunia nyata, mereka akan dapat memutuskan apakah proyek ini cocok dengan lahan yang tersedia. Mereka akan dapat menyajikan desain kepada klien secara nyata, sehingga klien dapat mengetahui apakah hasil desain sesuai dengan yang diharapkan atau justru tidak menyukainya.

Selain itu, para kru konstruksi juga bisa merasakan manfaat dari teknologi ini. Kok bisa? Perkembangan Augmented Reality saat ini jelas akan dapat meminimalkan risiko kesalahan konstruksi yang terjadi karena salah perhitungan. Mereka bisa melihat semua detail proyek saat membangun. Yang harus mereka lakukan hanyalah mengumpulkan semua batu bata dan material di tempat-tempat yang disorot. Dengan cara ini, bangunan bisa dibuat lebih cepat dan dalam beberapa kasus, lebih murah.

Perencana tata ruang juga dapat memanfaatkan teknologi AR tersebut. Semua metrik kunci proyek dapat dihitung hanya dengan melihat sebuah bangunan saja.

5. E-commerce

illustrasi (Image: iStock)

Bidang retail menjadi salah satu pasar yang dapat memanfaatkan teknologi Augmented Reality demi menunjang pemasaran dan juga menaikkan branding produk yang dijual dan ditawarkan.

Permasalahan terbesar dalam belanja online di e-commerce adalah tidak tahu seperti apa produk yang hendak dibeli. Dengan kebijakan pengembalian barang saja tentu tidak cukup untuk mengatasi hal tersebut. 

Tentu saja hal tersebut akan  membuang waktu dan uang secara tidak perlu bagi pemilik toko dan juga pembeli. Teknologi Augmented reality dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari strategi pemasaran produk yang ada di e-commerce.

Dengan hadirnya pengembangan teknologi Augmented Reality pada e-commerce, maka konsumen akan dimudahkan dengan simulasi tentang dimensi dan ukuran serta tampilan produk yang dijual. Nah, salah satu pioneer produk yang mengimplementasikan Augmented Reality adalah produk cat Dulux. 

Pada tahun 2014 lalu, Dulux telah mengenalkan teknologi Augmented Reality kepada konsumennya. Dengan mengenalkan Dulux Visualizer, maka calon konsumen akan dapat melihat warna cat apa yang cocok untuk rumah yang akan dicat, tanpa harus membeli cat tersebut lebih dahulu.

Pengembangan teknologi Augmented Reality ini dirasakan cocok diterapkan pada e-commerce yang tak memiliki peraturan return produk yang telah dibeli. Salah satu contohnya adalah produk makanan. Hadirnya teknologi Augmented Reality menjadi langkah nyata bagi e-commerce dalam meningkatkan retensi para konsumennya.

AR/VR Tingkatkan Produktifitas, Kecepatan Kerja dan Omzet Bisnis Anda
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !

Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

How can we help you ?