Teknologi Hologram seringkali dapat dilihat di berbagai film fiksi ilmiah Hollywood. Jika Anda adalah penggemar film-film Marvel ataupun DC yang menampilkan berbagai macam karakter superhero kreasinya dengan banyak teknologi canggih yang ditampilkan, tentu akan sering menyaksikan teknologi Hologram ini di dalamnya.

Adegan perangkat yang dapat menembakkan cahaya dan mengeluarkan gambar atau sosok yang diinginkan seperti dalam film “Iron Man” ataupun”The Matrix” tentu saja mengagumkan. Hal itu adalah salah satu imajinasi manusia mengenai teknologi di masa depan untuk berkomunikasi tanpa harus bertemu langsung.

Di balik itu sebenarnya, manusia telah lama akrab dengan aneka ragam aplikasi teknologi Hologram dalam kesehariannya. Contoh penggunaan seperti kartu kredit, CD, DVD, uang kertas telah menjadikan media-media tersebut dipastikan sulit untuk dipalsukan secara asli.

Namun jika melihatnya, tentu tidak seistimewa seperti apa yang disaksikan seperti dalam film-film blockbuster amerika. Yang justru lebih menarik adalah pengaplikasian Teknologi Hologram dalam versi 3D yang kini sedang dikembangkan dan digunakan di berbagai kebutuhan.

Jika Anda melihat hologram ini dari sudut yang berbeda, Anda melihat objek dari perspektif yang berbeda, sama seperti halnya Anda melihat objek nyata. Beberapa hologram bahkan tampak bergerak saat Anda berjalan melewati mereka dan melihat mereka dari sudut yang berbeda. Yang lain mengubah warna atau menyertakan tampilan objek yang benar-benar berbeda, tergantung bagaimana Anda melihatnya.

Sejarah

illustrasi (Image: iStock)

Prinsip kerja dari teknologi Hologram ini sendiri hampir mirip dengan lensa fotografi, namun menggunakan prinsip interferensi dan difraksi sehingga dapat memuat objek 3D. 

Hologram dikembangkan sejak tahun 1947, oleh seorang ilmuwan Inggris (asli Hongaria) bernama Dennis Gabor, yang mulai mengembangkan teori holografi saat bekerja untuk memperbaiki resolusi mikroskop elektron. Gabor menciptakan istilah hologram dari kata-kata Yunani holos, yang berarti “keseluruhan,” dan gramma, artinya “pesan”. 

Perkembangan lebih lanjut di lapangan terhambat selama dekade berikutnya karena sumber cahaya yang tersedia pada saat itu tidak benar-benar “koheren” (monokromatik atau satu warna, dari satu titik, dan satu panjang gelombang).

Hambatan ini diatasi pada tahun 1960 oleh ilmuwan Rusia N. Bassov dan A. Prokhorov dan ilmuwan Amerika Charles Towns dengan penemuan laser, yang cahaya murni dan intens sangat ideal untuk membuat hologram.

Pada tahun 1962 Emmett Leith dan Juris Upatnieks dari kampus bergengsi University of Michigan memperbarui teknik yang diciptakan oleh Gabor dengan menggunakan teknik laser dan “off-axis” yang dipinjam untuk menciptakan objek 3D.

Pada dasarnya, teknologi holographic memory memanfaatkan cahaya untuk menyimpan dan membaca kembali data atau informasi. Sinar Laser (singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) yang bersifat monokromatik dan koheren dilewatkan pada sebuah alat yang disebut ‘beam splitter’. Splitter ini ‘memecah’ sinar laser menjadi dua, yang pertama disebut sinar sinyal atau sinar tujuan, yang kedua disebut sinar acuan. Disebut sinar tujuan, karena sinar ini membawa kode informasi atau objek yang akan disimpan. Disebut sinar acuan karena merupakan sinar yang dirancang sedemikian rupa, sehingga mudah dan sederhana untuk direproduksi karena digunakan sebagai referensi.

Baca Juga: Stand Up Comedy VR Jadi Solusi Pertunjukan Komedi Saat Pandemi

Holographic Interferometry

illustrasi (Image: iStock)

Holographic interferometry adalah aplikasi dari teknologi holografi yang memungkinkan siapapun dapat membuat replika atau tiruan visual suatu benda, beserta efeknya. Dengan teknik ini, objek akan mengalami dua kali pencahayaan. Sehingga visualisasi suatu benda dapat bervariasi.

Pada proses pencahayaan yang pertama, objek harus dalam keadaan diam, tidak boleh bergerak. Pada proses pencahayaan yang kedua, objek tadi menjadi subjek untuk memberikan bentuk-betuk fisik sesuai dengan wujud asli objek tersebut. Kemudian sepanjang proses tadi, hologram akan melukiskan sejumlah garis, baik garis tepi maupun garis diagonal yang melewati objek. Garis-garis itu kemudian akan menjelma menjadi garis-garis kontur serupa pada sebuah peta. Peta visual ini sangat bergantung pada garis tepi, sebab garis tepi lah yang memberi bentuk-bentuk fisik. Bila terjadi kesalahan pada proses yang pertama, maka hal itu akan memengaruhi pembuatan peta visualnya.

Holographic interferometry terdiri atas tiga tipe, yaitu :

Holographic interferometry sudah banyak digunakan di industri manufaktur. Kegunaannya adalah untuk memeriksa sejumlah kerusakan atau kegagalan pada suatu produk. Mungkin di masa depan, manusia akan dapat menggunakan teknik ini untuk berkomunikasi, bukan sekedar hanya menggunakan video atau gambar 2D saja. Monster AR, sebagai salah satu pelopor perusahaan teknologi yang juga memiliki service-nya dalam hal 3D Hologram dapat mewujudkan semua itu sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan yang membutuhkan teknologi tersebut.

Tak hanya itu saja, MonsterAR juga mengembangkan berbagai macam aplikasi dan juga software yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan semua bidang industri yang ada. Mau tahu lebih banyak tentang AR dan VR? Hubungi kami di sini ya!

Teknologi hologram memiliki manfaat tak terhingga dalam mendukung bisnis Anda
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !

Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

How can we help you ?