Apa sih yang membuat produk yang paling dikenal di dunia begitu menarik? Produknya sendiri tentunya berkualitas. Tetapi mutu saja tidak cukup untuk menjadi sukses. Ada satu hal yang membuat mereka berbeda: strategi branding produk.

Branding produk merupakan elemen penting untuk dipertimbangkan sebagai bagian dari strategi branding yang lebih luas. Hal ini dikarenakan branding produk memberikan “kehidupan” dan “kepribadian” terhadap produk itu sendiri. Branding produk yang bagus akan mendatangkan konsumen dan membuat mereka membeli lagi dan lagi.

Di lain pihak, branding produk yang kurang bagus, membingungkan dan berpotensi menurunkan angka penjualan dan pengenalan produk itu sendiri. Berikut kami jelaskan mengenai strategi branding produk dan manfaatnya.

Definisi branding produk

Branding produk adalah penerapan prinsip strategi branding produk terhadap barang atau produk tertentu. Branding berarti mengaitkan suatu simbol, nama, dan desain, dengan sebuah produk untuk kemudian menciptakan identitas yang gampang dikenali dari produk tersebut.

Branding produk bisa sangat rumit, dengan fokus grup, banyak rangkaian perubahan desain, dan sebagainya. Tentunya, tidak harus demikian. Branding produk dapat sesederhana merancang suatu logo, memilih nama, dan warna kemasan.

Branding Perusahaan vs Branding Produk

Branding produk merupakan sejenis branding, yang berbeda dalam beberapa elemen kunci dari keseluruhan branding perusahaan. Branding perusahaan bersifat statis dan berlaku untuk brand itu sendiri dan sebaiknya menghadirkan keseluruhan cakupan identitas suatu perusahaan. Bahkan branding perusahaan dapat memunculkan nilai perusahaan.

Branding produk jauh lebih spesifik. Ia membedakan suatu produk tunggal (atau kelompok produk), dari produk pesaing dan tawaran lain dari perusahaan yang sama.

Terkadang, branding produk menjauhkan produk tersebut dari brand yang membuatnya. Contohnya adalah keripik kentang Lays yang dibuat oleh PepsiCo. Tetapi, maukah Anda membeli (apalagi memakan) Pepsi Chips?

Pepsi sudah telanjur kuat sebagai brand produk sehingga dapat merusak brand itu sendiri. Tetapi, PepsiCo tetap populer dan mudah diingat hingga mengubahnya menjadi lebih generik bisa menjadi langkah yang berisiko.

Solusinya? Branding produk.

PepsiCo dapat membuat keripik dan sereal sarapan sepanjang hari. Akan tetapi, mereka harus melakukan strategi branding produk yang berbeda. Dan inilah yang mereka lakukan.

Apa yang membuat branding produk kuat?

Membuat branding produk bukanlah hal sulit atau rumit. Beda ceritanya apabila ingin membuat branding produk yang fantastis.

Ada banyak hal tidak berwujud dalam branding produk, sama halnya dengan strategi branding produk secara keseluruhan. Tidak ada alasan kuat, misalnya, Amazon atau Google sangat sukses. Dua nama itu tidak bisa menjelaskan apapun mengenai apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Tetapi kita tidak bisa menyangkal bahwa Amazon dan Google adalah brand yang efektif. Ada faktor tidak berwujud di sini. Berikut penjelasannya:

Baca juga: 4 Jenis Strategi Pemasaran Efektif Melalui Teknologi Terkini

1. Menjadikan pembeda dari pesaing

Yang pertama, branding produk yang kuat menciptakan perbedaan. Saat Anda melihat produk Pepsi apapun (produk soda, bukan induknya), Anda langsung mengenali bahwa itulah produk Pepsi.

Bahkan jika produknya adalah Zero Sugar Mango atau Crystal Pepsi yang gagal, Anda mengetahui bahwa minuman itu tetaplah Pepsi dalam waktu singkat. Anda tidak bingung dengan brand lain seperti Sprite atau Coke. Membuat perbedaan penting dengan pesaing.

Bahkan dalam brand yang sama, membuat perbedaan ini tidak kalah pentingnya. Misalnya, OtterBox. Produk utamanya adalah sarung ponsel. Dua produk pertamanya yang populer adalah OtterBox Defender dan OtterBox Commuter.

Dua produk ini sangat kuat. Defender berukuran lebih tebal yang melindungi ponsel dari apa saja. Sedangkan model Commuter lebih langsing tetapi masih bisa melindungi sarung ponsel yang memang dirancang untuk commuter. Konsumen pada umumnya tidak bingung dengan perbedaan itu.

2. Lebih mengerucut pada sub pasar tertentu

Mari kembali “menguliti” produk Pepsi. Saat melihat Pepsi Zero Sugar, di permukaan, orang akan menilai produk itu bukan pilihan yang tepat. Tentunya, produk itu akan membatasi penjualan. Anak-anak tidak menyukainya dan begitu pula dengan orang yang kurang doyan pemanis buatan.

Sebenarnya, inilah yang ingin kita terapkan dalam strategi branding produk. Branding produk ini menyusutkan target pembeli ke sub pasar khusus. Sehingga, Pepsi Zero Sugar merupakan branding produk yang bagus. Produk ini mengerucutkan pangsa pasar hanya ke mereka yang menginginkan minuman ringan bebas gula yang terasa seperti Pepsi.

3. Branding produk yang kuat menggambarkan produknya

Yang terakhir, branding produk terbaik memberikan konsumen ide instan apa yang ada dalam kemasan. Nama, logo, dan gambar dalam kemasan berperan di sini.

Contohnya adalah keripik kentang Ruffles. Ruffles bisa saja brand kain atau pakaian tetapi bentuk kemasan dan gambarnya menjelaskan bahwa di sini ia berarti keripik kentang. Seketika elemen tersebut ditaruh pada pola pikir konsumen, mereka langsung merasa jelas bahwa Ruffles berarti keripik kentang itu sendiri. Selain itu, frase “Ruffles Have Ridges” atau “Ruffles Punya Lekukan Juga” menepis potensi kesalahpahaman.

Itulah contoh strategi branding produk dan beberapa brand yang sukses menerapkannya. Semoga bermanfaat!

Pemasaran produk lebih powerful dan efektif melalui teknologi AR dan VR

Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !

Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

How can we help you ?