Walau berasal dari luar negeri, pengembang Augmented Reality di Indonesia sudah berhasil memproduksi karya berbasis inovasi ini. Berbagai lini bisnis nasional menjadi bukti produksi AR lokal tidak kalah berkualitas dari buatan luar.

Tidak dipungkiri penggunaan inovasi AR lebih ramai di luar negeri sejalan dengan dinamika target pasar yang terus berkembang. Pesatnya inovasi teknologi secara umum terus mendorong munculnya inovasi bisnis untuk memenuhi kebutuhan target pasar yang terus bergeliat.

Mau tidak mau, produsen dari lini bisnis apa saja harus “menjemput bola” dengan menghadirkan inovasi yang tiada henti. Teknologi AR pada prinsipnya menjembatani brand dengan calon konsumen. Sifatnya yang meleburkan dunia nyata dan virtual sudah terbukti sukses menggugah rasa penasaran publik. Dari sini saja, brand telah berhasil melakukan brand awareness campaign yang beda dari pesaing.

Pengertian AR dan Cara Memakainya Sebagai End-User

Menggabungkan komponen dunia maya dan lingkungan nyata menjadi ciri khas Augmented Reality. Ini pula yang membedakannya dengan teknologi Virtual Reality (VR) dimana konten memang benar-benar berbeda dari kenyataan sesungguhnya.

Teknologi AR mengandung informasi interaktif dalam wujud visual, pendengaran, dan sensorik lainnya, di ekosistem dunia nyata. Dengan sistem pencampuran dari berbagai elemen inilah seorang pengguna akan merasakan pengalaman yang imersif tanpa harus meninggalkan dunia yang mengelilinginya saat itu.

Penyematan konten digital dalam lingkungan nyata bermanfaat pula dalam menciptakan interaksi yang seru. Di balik prinsip kerjanya yang cukup rumit, pengguna akhir dari teknologi AR akan mendapati inovasi ini sangatlah gampang diakses.

Berkat smartphone yang semakin canggih, siapa saja dapat menikmati konten berbasis AR, dalam berbagai bentuk seperti di bawah ini:

Pengguna akhir dapat mengakses konten AR melalui produk lain selain smartphone. Contohnya adalah headset yang berfungsi menjembatani pengguna dengan konten di dalamnya.

Contoh penggunaan teknologi AR di dunia bisnis

1. Sektor gaming

Karena tampilan luar yang sangat seru, tidak mengherankan masih banyak yang menganggap teknologi AR hanya cocok untuk sektor yang bersifat business-to-commercial atau B-to-C. Ini terlebih diperkuat dengan momentum popularitas teknologi AR melalui game Pokémon Go.

Selaku pengembang, Niantic, sukses melejitkan game ini sebab menawarkan pengalaman gaming yang benar-benar berbeda dari game lainnya. Pada penerbitannya pada 2016, banyak gamers yang gandrung dengan Pokémon Go yang menjadikannya contoh penerapan augmented reality yang sukses, tidak terkecuali gamers di Indonesia.

Bagaimana tidak? Sementara games lainnya bersifat pasif yang bisa membuat orang mager, Pokémon mengajak penggunanya berjalan-jalan untuk menangkap monster Pokémon atau Pikachu yang lucu menggemaskan. Pengalaman seru dan interaktif tersebut dimungkinkan dengan adanya teknologi GPS yang berfungsi melacak pergerakan pemain.

Selain hiburan, video game juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan branding bisnis. MonsterAR membuat game AR untuk BOSCH, perusahaan elektronik dan teknologi multinasional di Pameran mobil GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Serpong, Tangerang.

2. Sektor properti

Penerapan Augmented Reality di Indonesia sudah mulai merambah ke sektor properti. Pemanfaatannya dapat berupa dua cara. Bagi pengembang properti, aplikasi berbasis AR sangat membantu untuk menarik minat calon konsumen dan mengubah status dari calon pembeli menjadi konsumen. Pengembang properti dan pihak pemasarnya bisa melakukan presentasi produk dengan menambahkan aplikasi AR. Calon pembeli atau pihak eksternal bisa memahami spesifikasi hunian lengkap dengan simulasi mandiri jika mereka membelinya. Penjelajahan ruang per ruang menjadi lebih seru, yang bisa dilakukan melalui smartphone masing-masing.

Baca juga: Sewa PhotoBooth, Solusi Terbaik Ramaikan Boothmu di Event

MonsterAR juga membuat teknologi AR untuk kebutuhan promosi dan edukasi penggunaan produk MU Weber di event Megabuild Expo 2018 di JCC, Jakarta.

3. Sektor ritel

Brand yang berkecimpung di sektor ritel memanfaatkan teknologi Augmented Reality di Indonesia agar calon konsumen bisa menjajal produk secara virtual. Dulux dan Sephora merupakan dua contoh brand yang pernah melakukan strategi berbasis AR tersebut. Calon konsumen dapat mencocokkan produk yang diincar dengan hunian mereka atau bibir mereka agar benar-benar sreg. Jajal virtual, khususnya bagi Sephora yang bergerak di sektor kecantikan, membantu calon konsumen saat wabah COVID-19. Dengan cara jajal produk konvensional, akan lebih besar kemungkinan calon pembeli terpapar virus tersebut. Sedangkan dengan jajal virtual, calon konsumen tidak perlu khawatir sebab mereka bisa mencoba produk tanpa kontak fisik. Bagi brand, terobosan ini akan menekan angka pengembalian barang akibat salah pilih. Di satu sisi, citra mereka akan lebih baik yakni dengan menjadi brand yang inovatif dan kreatif.

4. Sektor promosi

Sudah bukan zamannya lagi, suatu brand mempromosikan produk atau jasa mereka dengan hanya mengandalkan penyebaran selebaran atau brosur. Anda bisa mengambil inspirasi dari Pepsi, brand minuman global, yang memanfaatkan AR untuk melaksanakan experimental marketing. Pepsi pernah melakukannya di London, Inggris.

Pepsi melakukan kampanye mereka di halte bus. Brand ini menampilkan gambar yang di luar dugaan melalui kaca di depan mereka. Visual tergolong mencengangkan, seperti robot raksasa yang menembakkan laser di jalan hingga tentakel dari trotoar yang ingin menangkap calon penumpang tersebut. Terkesan tidak nyambung secara sepintas tetapi Pepsi menggambarkan visual tersebut untuk menunjukkan kemampuan brand ini yang hebat di sektor F&B.

5. Sektor digital marketing

Promosi produk atau jasa saat ini banyak yang memanfaatkan platform media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan TikTok. Karena penggunanya yang banyak, brand pun berlomba-lomba menciptakan konten yang “ramah algoritma” dimana memfokuskan pada visual, contohnya video. Anda bisa menggunakan teknologi AR untuk membuat filter AR. Terkesan sepele, filter AR sudah terbukti berhasil mendekatkan brand dengan pengikut mereka di media sosial. Calon konsumen bisa bebas berekspresi dengan filter yang Anda sediakan hingga membagikan hasilnya ke akun media sosial masing-masing. Efek viral lebih mudah tercipta sebab sangat mendukung kinerja algoritma.

Baca juga: Dari Pendidikan Hingga Belanja Online, Berikut Manfaat Teknologi Augmented Reality untuk Bisnis Anda

MonsterAR membuat game interaktif berupa filter AR di instagram untuk salah satu klien kami, Home Credit.

6. Sektor perabotan

Brand perabotan terkenal asal Swedia, IKEA, pernah meluncurkan aplikasi IKEA Studio untuk membantu calon pembeli menjajal produk yang diinginkan sebelum membelinya. Jenis produk bisa berupa perabotan atau dekorasi ruangan. Menariknya, pengguna aplikasi ini dapat mencoba berbagai jenis perabotan dan dekorasi sekaligus mengetahui jenis bahan dan aneka warna produk yang memikat hati.

IKEA menunjuk pengembang AR yang kemudian memasukkan teknologi sensorik di iPhone atau sensor LiDAR. Fungsinya adalah membantu pemakai aplikasi ini untuk melihat produk-produk IKEA di rumah mereka masing-masing. Selain itu, mereka bisa berseru ria mengutak-atik berbagai produk perabotan dan dekorasi sekaligus menyesuaikannya dengan rumah mereka.

Pengembang Augmented Reality di Indonesia

Dari sekian banyak penerapan teknologi AR di atas, mungkin ada dari Anda yang masih bertanya apakah ada pengembang lokal yang kompeten? Kemampuan produsen AR lokal sangat bisa bersaing dengan pengembang luar. Contohnya adalah MonsterAR. Dengan kemampuan teknis, kreativitas, dan analisa bisnis yang tajam, kami telah dan akan siap melayani berbagai kebutuhan klien dari beragam sektor usaha. Yuk hubungi tim pemasaran kami sekarang juga melalui website ini.

Pemasaran produk lebih powerful dan efektif melalui teknologi AR/VR
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !

Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

How can we help you ?