Ketika eBook diperkenalkan, orang mengira kebutuhan akan buku fisik akan perlahan redup. Ini bisa berarti berakhirnya sebuah era serta ditutupnya perpustakaan dan toko buku. Untungnya, hal itu tidak terjadi, salah satunya lantaran adanya Augmented Reality untuk bantu perpustakaan.

Buku dengan jilid keras masih mahal dan kartu perpustakaan masih menempati tempat khusus di dompet kita. Tetapi, mengubah buku menjadi ebook memang telah mempengaruhi perpustakaan kita. Apa yang dulu bisa ditemukan di perpustakaan setelah mencari sekitar 30 menit kini tersedia secara gratis dan bisa diperoleh kurang dari 3 menit. EBook telah mengurangi ketergantungan orang terhadap perpustakaan.

Kini, perpustakaan hadir kembali dengan wajah baru dengan dukungan teknologi. Buku-buku asli sudah bisa ditemukan di perpustakaan online. Solusi ini membuka jalan bisnis penjualan buku, layanan perpustakaan fisik, dan perpustakaan AR online tetap ramai.

Augmented Reality bantu perpustakaan bukanlah sekadar slogan

Jelas bahwa alasan orang lebih memilih perpustakaan online atau eBook dibandingkan perpustakaan fisik adalah lantaran kenyamanannya. Orang selalu lebih menyukai lingkungan perpustakaan tetapi pada akhirnya memilihh perpustakaan online atau eBook. Alasannya, orang bisa mengeklik pada satu kata lalu langsung mengetahui maknanya.

Orang tinggal mengetik satu judul tertentu di Google dan begitu menyelesaikan pembeliannya, mereka bisa memperoleh rekomendasi pada genre yang sama. Inilah beberapa alasan dan masih ada pendapat lain yang menyebabkan perpustakaan fisik makin kurang diminati.

Yang perlu dilakukan pengelola perpustakaan fisik adalah menyelaraskan kondisi mereka agar sesuai dengan teknologi modern. Kenyamanan konsumen memainkan peran yang besar. Orang cenderung memilih buku cetak ketimbang eBook dan perpustakaan fisik lebih menarik minat sebab lebih lengang daripada ruangan kelas yang berisik.

Meski demikian, secara perlahan mereka menekuni eBook dan perpustakaan daring sebab menawarkan cara gampang dalam membaca. Karenanya, teknologi, seperti Augmented Reality (AR) dalam perpustakaan menawarkan solusi baru kemudian perpustakaan fisik baru bisa hadir lagi secara lebih istimewa.

AR merupakan bentuk teknologi imersif dalam bidang pendidikan yang sebenarnya sudah kita gunakan sehari-hari tanpa kita menyadarinya. Ambil contoh, saat Anda mengelik ratusan gambar pada Instagram dengan filter, filter itu sendiri sudah menggunakan teknologi AR.

Menggunakan bentuk pembayaran daring apa saja memakai kode QR, seperti Google Play, kesemuanya merupakan contoh pemakaian teknologi AR. AR telah mendominasi dan mengubah dunia di sekitar kita secara halus hingga kita tidak menyadarinya. Yang pasti, kita sudah sering memakainya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, tidak berlebihan manfaat AR bisa membentuk perpustakaan untuk generasi selanjutnya. Bagaimana caranya? Berikut penerapannya:

1. Mengetahui letak buku

Pasti Anda sudah pernah mengunjungi perpustakaan. Tidak bisa dipungkiri salah satu kesulitan utama yang kita rasakan saat ke perpustakaan adalah menemukan buku yang sedang dicari. Setelah beberapa saat di dalamnya, Anda akan mulai malas mencari buku yang dibutuhkan.

Lalu, Anda akan pergi atau mengambil buku yang lain (buku lain yang mendekati buku yang sedang dicari) lalu mulai membacanya. Inilah salah satu contoh ketidaknyamanan berada di perpustakaan fisik sehingga orang mulai meninggalkan perpustakaan.

Baca juga: Startup Augmented Reality Segarkan Wajah Bisnis Luar dan Dalam

Dengan mengunduh aplikasi berbasis AR di dalam smartphone Anda, menemukan buku yang dicari akan menjadi sangat praktis. Anda cukup memasukkan detil buku yang akan dibaca. Aplikasi ini akan bekerja seperti GPS dimana titik terakhir menjadi lokasi buku yang Anda cari.

Panduan lokasi buku sangatlah jelas sehingga Anda tinggal memindai rak buku dengan ponsel saja. Aplikasi Augmented Reality bantu perpustakaan ini akan menunjuk ke buku yang dicari tanpa harus membaca judul setiap buku di rak.

2. Memberikan informasi yang terperinci

Jika Anda masih belum yakin dengan manfaat aplikasi Augmented Reality bantu perpustakaan di atas, yang ini mungkin akan lebih meyakinkan Anda. Saat membaca suatu buku terkait level glukosa dalam obat, Anda bisa tinggal mengarahkan kamera ke buku itu lalu mengaktifkan aplikasi berbasis AR.

Cara ini akan membantu Anda dalam mengakses informasi dalam topik terkini yang sedang dibaca sekaligus menambahkan topik paling anyar terkait dengannya. Bahkan, Anda bisa mengerucutkan informasi sesuai yang diinginkan lalu berfokus pada konsep secara keseluruhan atau diagram atau tema tunggal di dalam buku.

3. Menyarankan buku serupa

Manfaat aplikasi Augmented Reality bantu perpustakaan sangatlah tidak terbatas. Saat Anda berbelanja untuk suatu produk di Amazon, Anda pasti menemukan banyak rekomendasi prosuk sesuai pencarian Anda. Produk ini kemungkinan lebih murah, merupakan versi lebih baru hingga mempunyai peringkat yang lebih baik.

Banyak orang yang tetap melihat-lihat rekomendasi ini agar bisa membuat keputusan terbaik dan berinvestasi pada pilihan paling tepat. Sama halnya dengan AR. Cukup dengan memindai buku memakai aplikasi berbasis AR, Anda bisa mengetahui rekomendasi buku yang menyerupai buku yang ingin dibaca dan kemungkinan berbeda secara margin. Sehingga, Anda dapat membuat keputusan secara bijak berdasarkan pilihan yang ada dan menginvetasikan waktu pada buku yang tepat.

4. Memajang genre pada keseluruhan perpustakaan

Kelebihan Augmented Reality bantu perpustakaan berikutnya adalah kemampuannya dalam menampilkan genre yang ada. Begitu Anda memindai perpustakaan dengan gawai cerdas dari satu titik, layar akan memberi label seluruh rak buku dan lantainya menurut genre, tema, dan subyek. Secara lebih sederhana, jika Anda memasuki perpustakaan tanpa satu buku di benak melainkan genre atau subyek, AR akan menunjukkan jalan ke bagian yang menjadi minat Anda.

5. Cocok dengan dunia yang serba cepat

Generasi Alpha akan sepenuhnya tergantung pada teknologi. Perpustakaan fisik tidak akan bisa bertahan tanpa beradaptasi ke teknologi terbaru. Perpustakaan fisik perlu untuk menyesuaikan diri dengan laju Generasi Alpha. Hal yang lambat tidak akan lagi diminati. Mencari satu buku dalam setengah jam tidaklah cukup saat orang bisa merampungkan satu buku dalam waktu yang sama. Sehingga, perpustakaan yang tersinkronisasi dengan AR akan cepat dan nyaman untuk bisa sesuai dengan laju pembelajaran cepat yang diperlukan di masa mendatang.

Itulah berbagai manfaat sekaligus contoh penggunaaan AR dalam sektor perpustakaan. Apabila saat ini Anda mengelola perpustakaan dan ingin memanfaatkan AR, silahkan menghubungi kami, MonsterAR. Dengan pengalaman teknis di bidang teknologi imersif lebih dari satu dekade, kami akan membantu perpustakaan Anda tetap menarik minat pembaca berbagai generasi dengan AR. Yuk, hubungi tim pemasaran kami untuk konsultasi lebih lanjut.

Penerapan AR dan VR di sekolah tingkatkan kualitas pendidikan dan minat belajar anak
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !

Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

How can we help you ?