Bukan hanya Artificial Intelligence (AI), percaya tidak jika saat ini kita juga sudah hidup di era Augmented Reality (AR)? Augmented Reality adalah inovasi yang sudah melekat dalam kegiatan kita, mulai dari untuk seru-seruan hingga serius untuk kepentingan komersial.

Pemakaian AR menjadi meluas seperti sekarang berkat kemajuan smartphone dan Internet. Paling cepat kita mengaitkan AR dengan Pokémon Go, game buatan Niantic ini terkenal istimewa sebab mengajak penggunanya berburu Pokémon bak secara nyata.

Penggabungan dunia nyata dengan obyek digital ini yang menjadikan teknologi AR mempunyai ciri khas tersendiri. Lalu, bagaimana sebenarnya ia bekerja dan kegunaannya secara luas? Berikut penjelasan lengkapnya.

Definisi Augmented Reality

Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, Augmented Reality adalah kenyataan yang berimbuh. Pengertian secara singkat tersebut sudah tepat menggambarkan inovasi ini yang memang secara konsep meleburkan dunia nyata dan digital.

Hasil dari Augmented Reality adalah perpaduan dunia nyata dan konten digital yang dihasilkan dari komputer secara real-time. Obyek digital ini berbentuk dua dan atau tiga dimensi yang kemudian diproyeksikan ke dunia sesungguhnya. Prinsip kerja ini yang membuat obyek digital terlihat seolah benar-benar nyata di sekitar penggunanya.

Untuk menikmatinya, pemakai bisa memanfaatkan webcam komputer, kamera, hingga kacamata khusus, seperti AR glasses, dan smartphone. Perangkat tersebut bekerja sebagai output device yang berarti mereka akan memunculkan informasi dalam bentuk video, gambar, animasi, dan model 3D sebagaimana dibutuhkan.

Teknik Kerja Augmented Reality

Augmented Reality adalah teknologi yang memberdayakan elemen pentingnya untuk memproduksi video, gambar, animasi, hingga 3D. Komponen penting tersebut adalah kamera dan sensor, proyeksi, dan refleksi. Sedangkan teknologi lain yang dipakai mencakup teknologi Simultaneous Localization and Mapping atau SLAM, sensor, dan pengukur kedalaman.

1. Kamera dan sensor

Keduanya berfungsi untuk mengumpulkan data informasi dari pengguna. Contohnya yakni data sensor untuk menentukan lokasi, mengukur jarak dari lokasi sebelumnya ke tempat tujuan, dan sebagainya. Kamera dalam AR sendiri sanggup memeriksa lingkungan tersebut beserta datanya hingga menentukan obyek fisik hingga memproduksi obyek berwujud 3D.

2. Proyeksi

Ukuran proyeksi di sini termasuk kecil, misalnya seperti headset AR. Fungsinya adalah menangkap informasi dari sensor lalu memproyeksikan konten yang sudah terkomputerisasi ke permukaan. Barulah, konten ini bisa disaksikan oleh penggunanya.

3. Refleksi

Refleksi di sini berupa cermin agar pengguna bisa melihat gambar secara virtual. Hanya saja, komponen ini tidak selalu ada dalam gadget AR. Refleksi terwujud dalam variasi cermin kecil yang ditekuk dan cermin sisi ganda. Dua model ini bekerja untuk memantulkan cahaya ke kamera dan ke mata pengguna. Dengan cara ini, gambar bisa diatur secara tepat.

Empat Tipe Augmented Reality

Cara penerapan membuat Augmented Reality terbagi ke dalam empat jenis, berikut penjelasan lengkapnya.

1. Marker-Based AR

Sering disebut sebagai image recognition, marker-based AR haruslah mempunyai obyek visual khusus dan kamera untuk melakukan scanning. Wujud obyek visual bebas, mulai dari kode QR yang dicetak hingga simbol khusus. Teknologi AR nantinya menghitung posisi dan orientasi marker untuk menentukan situasi konten yang pas. Dari proses itulah pemakai bisa melihat animasi digitalnya.

2. Markerless AR

Inilah tipe AR yang paling sering kita gunakan. Di dalamnya terdapat teknologi Global Positioning System (GPS), pengukur kecepatan, kompas digital, hingga akselerometer yang bekerja menghasilkan data sesuai dengan lokasi penggunanya. Hampir seluruh smartphone mengandung fitur pengecekan lokasi. Jika diaktifkan maka pemiliknya sudah bisa menjajalkan keseruan teknologi AR.

3. Projection-Based AR

Untuk tipe ini, cara kerja Augmented Reality adalah dengan memproyeksikan cahaya buatan ke permukaan yang sesungguhnya. Hasilnya memungkinkan pengguna berinteraksi dengan obyek digital dalam jenis AR ini. Paling gampang contohnya dapat ditonton pada hologram dalam film bergenre sci-fi, seperti Star Wars.

4. Superimposition-Based AR

Tipe ini mengandalkan obyek recognition atau pengenal obyek untuk membantu kerja AR yang akan mengganti tampilan asli dengan imbuhan, baik secara penuh atau sebagian.

Baca juga: Dari Pendidikan Hingga Belanja Online, Berikut Manfaat Augmented Reality untuk Bisnis Anda

Jenis Perangkat yang Kompatibel dengan AR

Augmented Reality adalah inovasi yang sangat mendukung pemakaian secara individual dalam berbagai jenis perangkat.

1. Perangkat mobile

Smartphone dan tablet menjadi dua jenis perangkat mobile yang sekarang sulit dipisahkan dari keseharian kita. Saat ini, sudah banyak aplikasi mobile AR yang bisa dinikmati melalui smartphone atau tablet kita. Jenisnya pun sangat beragam, mulai dari bisnis, game, olahraga, hingga media sosial.

2. Perangkat khusus AR

Apabila menginginkan pengalaman mengakses AR yang lebih maksimal, Anda bisa menggunakan piranti khusus. Contohnya adalah head-up display yang bekerja mengirimkan data dalam wujud transparan ke pemakainya.

3. AR glasses atau kacamata AR

Tentunya ini bukan kacamata untuk membantu mereka yang bermata minus atau plus, ya. Dengan AR glasses, Anda tetap bisa mengetahui notifikasi dari smartphone hingga menikmati konten tanpa memegang alat lainnya. Brand yang sudah terkenal adalah Google Glass, Laster See-Tru, dan Meta 2 Glasses.

4. Virtual Retina Display (VRD)

Walau sistem untuk penggunaannya masih tahap ujicoba, VRD dapat memproduksi gambar dengan sinar laser ke mata manusia. Dari sinilah akan terpampang visual cerah dengan kontras tinggi dan resolusi tidak kalah optimalnya.

Perjalanan Augmented Reality

Sejarah AR sangatlah panjang hingga akhirnya populer dipakai seperti sekarang. Berikut ringkasan singkatnya:

1968 – Ivan Sutherland merupakan ilmuwan komputer yang pertama kali menemukan AR pada 1968. Saat itu, profesor dari Harvard ini merancang tampilan pertama yang dipasang di kepala yang disebut sebagai The Sword of Damocles.  Grafik komputer terbukti meningkatkan persepsi sensorik penggunanya tentang dunia.

1974 – Myron Kruger secara khusus membuat ‘Videoplace’ agar ia lebih fokus meneliti realitas buatan. Proyek ini mengambil tempat di sebuah laboratorium di Universitas Connecticut, Amerika Serikat. Myron adalah peneliti komputer sekaligus seniman yang menyematkan teknologi proyeksi dan kamera agar memancarkan siluet pada layar di sekeliling pengguna. Dari keduanya, pengguna dapat merasakan pengalaman yang interaktif. Hasil eksperimennya mulai digunakan pada banyak lini bisnis sejak 1990an.

1990 – Istilah Augmented Reality pertama kali dicetuskan oleh Tom Caudell yang merupakan peneliti pada Boeing.

1992 – Terciptanya “Virtual Fixtures” oleh Louis Rosenburg, yang sehari-hari bekerja sebagai peneliti pada Laboratorium Riset Armstrong USAF. “Virtual Fixtures” adalah salah satu sistem AR pertama yang bekerja sesuai rancangan secara keseluruhan. Sistem ini membantu anggota militer dalam mengamati dan menunjukkan kerja ke mesin dari jarak jauh. Sistem daring ini di antaranya efektif dalam melatih pilot Angkatan Udara AS.

1994 – Untuk kali pertama, AR merambah dunia seni. Julie Martin menjadi yang pertama memperkenalkan AR ke dunia hiburan melalui produksi teaternya, “Dancing in Cyberspace”. Penulis sekaligus produser ini mempersembahkan pertunjukan akrobat dimana senimannya menari di sisi obyek virtual yang diproyeksikan di atas panggung fisik.

1998 – AR mulai dipakai di dunia olahraga. Sportsvision menayangkan laga NFL secara langsung yang untuk kali pertama menggunakan virtual 1st & Ten graphic system atau penanda halaman kuning. Wujudnya berupa garis kuning yang dihamparkan di atas tayangan. Hasilnya, penonton dapat secara instan menyaksikan tim yang baru saja maju untuk memperoleh pukulan pertama.

Hingga saat ini, sistem tersebut masih dipakai dengan pembaharuan yang lebih baik. Penanda garis kuning dan grafik tambahan lainnya sudah akrab di banyak penonton meski tidak semua menyadari bahwa itu merupakan bentuk teknologi AR.

1999 – NASA melirik teknologi AR untuk memperbaiki sistem navigasi selama ujicoba penerbangan. Mereka membuat sistem pengalihan sintesis hibrida dari pesawat ruang angkasa X-38 yang dimiliki. AR sanggup menampilkan data peta secara akurat pada layar pilot.

2000 – Hirokazu Kato membuat ARToolKit yang merupakan open-source software library untuk membantu pengembang lainnya dalam membangun program software berbasis AR. Di dalamnya terdapat pelacakan video untuk melapisi grafik virtual di atas dunia nyata.

2003 – Sportvision meningkatkan 1st & Ten graphic melalui fitur pada sistem Skycam yang baru. Hasilnya, penonton dapat menyaksikan tampilan lapangan dari atas sekaligus mengusung grafinya.

2009 – AR mulai dipakai untuk penerbitan majalah. Produsen majalah Esquire memakai AR agar halamannya “hidup”. Jadilah, Robert Downey Jr. “berbicara” ke pembaca setelah mereka memindai sampul majalah AR ini.

2013 – Di dunia otomotif, pabrikan Volkswagen memilih AR untuk membuat aplikasi MARTA, yang merupakan bantuan teknis AR seluler. Tujuannya, aplikasi ini menyediakan bantuan perbaikan teknis ke teknisi dalam manual servis secara lebih efektif.

2014 – Google membawa pengalaman menikmati AR ke pengguna individual melalui Google Glass. Kacamata AR ini sanggup membawa pemakainya ke dunia AR dan berkomunikasi dengan Internet melalui perintah pemrosesan bahasa alami. Pemakai bisa mengandalkan Google Glass untuk mengakses banyak aplikasi, seperti Google Maps, GMail, dan Google+.

2016 – Hololens dari Microsoft mulai dijual ke publik. Produk ini menawarkan teknologi AR yang lebih mutakhir dibandingkan Google Glass tetapi tentunya berharga lebih mahal. Headset AR ini kompatibel dengan Windows 10.

Baca juga: 10 Contoh Augmented Reality untuk Laba Bisnis Berlipat

2017 – Aplikasi IKEA Place dari IKEA diluncurkan agar pengguna bisa mengutak-atik perabotan incaran dengan ruangan mereka tanpa perlu ke tokonya langsung. Aplikasi ini merevolusi cara belanja orang sekaligus meningkatkan pengalaman berbelanja secara daring.

Penerapan Augmented Reality bagi Industri

1. Game

Augmented Reality adalah alat transformasi pengalaman bermain gaming. Pengguna Pokémon Go sudah pasti merasakan betapa serunya bermain game dengan dua realita yang saling berhubungan. Selain game ini, AR juga bisa dimainkan pada game Jurassic Park, Harry Potter, Angry Bird, dan lainnya. Game jenis ini unik sebab lebih menarik dan lebih interaktif. Bahkan untuk game Pokémon, penggunanya malah bisa bergerak ke sana kemari mencari Pokémon sehingga menjauhkan gamers dari budaya mager.

2. Digital marketing

Sudah pernah dong melihat aneka filter di Instagram? Mungkin banyak yang belum tahu bahwa banyak dari filter tersebut yang memakai teknologi AR. Sudah tersedia banyak library yang menawarkan kreasi filter AR sesuai selera. Cukup pilih lalu gunakan sesuai kemauan. Bahkan sudah ada inovasi yang membuat pengguna media sosial bisa mencomot filter dari orang lain.

Selain untuk seru-seruan, filter ini dapat menjadi alat branding perusahaan apa saja. Sebagai contoh, kami dari MonsterAR pernah membuat filter IG untuk Home Credit dan Nutricia. Anda bisa menghubungi kami untuk membuat filter IG untuk alat branding dan promosi brand Anda.

3. Kesehatan

Contoh pemakaian AR dapat berupa pelatihan virtual bagi dokter untuk menangani operasi besar atau merawat pasien. Melalui simulasi ini, peserta pelatihan bisa melihat secara lebih jelas dan lebih nyata anatomi badan serta kondisi internal organ pasien. Diharapkan pelatihan ini membantu dokter dan tenaga medis dalam melakukan operasi dan tindakan lainnya. AnatomyNow merupakan salah satu contoh aplikasi berbasis AR yang bisa membantu dokter dalam mempelajari anatomi tubuh.

4. Penyiaran

Siaran cuaca seringkali kurang menarik minat penonton. The Weather Channel menggunakan AR untuk menyampaikan berita terkait cuaca dengan cara lebih hidup. Informasi menjadi lebih realistis dan menarik sehingga publik lebih waspada mengenai bahaya cuaca sekaligus meningkatkan popularitas acara ini.

5. Otomotif

Pemakaian AR dalam sektor otomotif sangatlah beragam, mulai dari riset dan pengembangan, pelatihan karyawan, hingga perakitan. Sebagai contoh, pegawai pabrik otomotif dapat memakai perangkat lunak untuk memindai produk manufaktur dengan cepat dan mengambil informasi atau skema yang dibutuhkan atau mengirimkan data.

Contoh implementasi lainnya yakni meningkatkan pengalaman berkendara melalui panduan visual yang lebih efektif. Data seputar cuaca dan kondisi jalan termasuk di dalamnya. Prototipe mobil menjadi lebih mudah berkat AR.

6. Pendidikan

Tidak semua murid saat ini mudah mencerna materi melalui metode pengajaran konvensional. Buku Augmented Reality bisa menjadi solusi tepat untuk membuat cara pengajaran menjadi lebih menarik sehingga memudahkan murid menyerap bahan pelajaran. Murid hanya perlu memanfaatkan smartphone mereka untuk mengakses bahan pelajaran yang sudah tersedia dalam format 3D yang interaktif. Siswa pun akan lebih tertarik dalam mendiskusikannya sehingga kelas menjadi lebih hidup.

Membuat Augmented Reality Bersama MonsterAR

Memenangkan persaingan bisnis saat ini akan membutuhkan teknologi AR sebab sanggup meningkatkan pengalaman penggunanya. Perpaduan sektor teknologi, kreativitas, dan bisnis, sama-sama memegang kunci tercapainya target komersial melalui AR. MonsterAR menyediakan jasa augmented reality yang sama setaranya memperhitungkan efektivitas kinerja teknologi AR sendiri, segi kreativitas, dan bisnis. Tim kami didukung oleh orang-orang yang memang kompeten pada setiap bidang tersebut. Kami juga sudah melengkapi portofolio dengan berbagai jenis proyek dari klien dari berbagai lini bisnis. Jadi, tunggu apalagi? Segera konsultasikan ide dan kebutuhan bisnis Anda bersama kami.

Pemasaran produk lebih powerful dan efektif melalui teknologi AR/VR
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !

Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

How can we help you ?