Teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) dapat merevolusi industri perawatan kesehatan di masa depan.

Menurut prediksi para ahli, organisasi layanan kesehatan dapat menghabiskan dana sebanyak $ 5 miliar secara global untuk teknologi AR dan VR di tahun 2025, dengan berbagai aplikasi potensial mulai dari simulasi bedah dan pencitraan diagnostik hingga perawatan dan rehabilitasi pasien. Headset VR seperti Oculus Rift atau HTC Vive menawarkan pengalaman yang sangat mendalam, sementara headset AR seperti Microsoft HoloLens atau Magic Leap memungkinkan Anda untuk melapisi objek virtual ke dunia nyata untuk menciptakan pengalaman campuran-realitas. Kedua opsi ini kini sedang dieksplorasi oleh dokter di seluruh dunia.

Dan sementara negara-negara dengan sistem perawatan kesehatan swasta memimpin dalam adopsi VR, negara-negara yang didominasi oleh layanan kesehatan yang didanai publik seperti NHS juga mengeksplorasi teknologi ini.

Ahli bedah di Polandia telah menunjukkan bagaimana Google Glass dapat digunakan untuk membantu merencanakan prosedur perawatan jantung, dan kini para dokter di NHS (National Health Service) juga ikut menggunakannya. Microsoft HoloLens telah digunakan untuk membantu ahli bedah merencanakan operasi: misalnya, ahli bedah di rumah sakit Alder Hey di Liverpool menggunakannya untuk memvisualisasikan pemindaian pasien selama prosedur, sementara tiga ahli bedah di tiga rumah sakit Inggris yang terpisah telah menggunakannya untuk operasi kanker usus.

Sebuah tim ahli bedah di Rumah Sakit Queen Mary juga telah bereksperimen dengan mengenakan headset Hololens selama proses operasi, menunjukkan jalur pembuluh darah dan jalur kelompok otot dengan peta anatomi pasien selama proses operasi. Peta dibuat menggunakan CT scan pasien, dan memungkinkan ahli bedah untuk bernavigasi dan menghindari organ vital selama operasi. “Karena kini perangkat ini telah banyak digunakan, perangkat jenis ini kini telah tersedia secara global,” kata Philip Pratt, peneliti di departemen Bedah & Kanker di Imperial College London.

Sebagai contoh, ahli bedah yang dapat memvisualisasikan anatomi menggunakan headset dapat lebih mudah menghindari struktur sensitif ketika membuat sayatan, berpotensi mengurangi waktu yang dibutuhkan pasien untuk sembuh yang otomatis akan mengurangi waktu yang mereka habiskan di rumah sakit, dan juga mengurangi kebutuhan akan adanya operasi sekunder atau korektif.

Dengan semakin banyaknya dokter yang menggunakan teknologi ini dalam proses perawatan kesehatan, tentu ini dapat meningkatkan pertumbuhan teknologi AR dan VR di bidang kesehatan di masa depan.

Kini telah ada beberapa modul pengajaran anatomi proof-of-concept yang menggunakan AR. Dan untuk dokter yunior – mereka yang melakukan pelatihan dalam bidang medis khusus seperti bedah umum, psikiatri, atau kedokteran pernapasan, VR cenderung memiliki peran yang lebih besar dalam pelatihannya di masa depan, membantu mereka belajar bagaimana melakukan prosedur baru dengan rumah sakit virtual dan bahkan mengalaminya dari sudut pandang pasien untuk membantu meningkatkan keterampilan komunikasi mereka. NASA bahkan mempertimbangkan untuk menggunakan headset AR untuk membantu para astronot melakukan pemeriksaan medis di Stasiun Luar Angkasa Internasional.

teknologi AR dan VR tidak hanya menjadi alat kedokteran, beberapa percobaan telah menunjukan bahwa akan hadir perangkat AR dan VR untuk pasien di masa depan.

Baca juga: 5 Contoh Pemanfaatan Teknologi di Bidang Kesehatan, Mulai Dari Terapi Hingga Perawatan Kanker

ar dan vr terapi

Perusahaan seperti Oxford VR telah menguji coba penggunaan teknologi VR untuk membantu pasien kesehatan mental. University of Oxford telah menggunakan lingkungan simulasi dan pelatih virtual untuk membantu orang dalam mengatasi rasa takut mereka akan ketinggian.

National Institute of Health Research (NIHR) mendanai Oxford VR seharga £ 4 juta untuk mengembangkan paket terapi VR untuk pasien dengan psikosis, selain itu juga mengerjakan paket untuk pasien yang lebih muda dengan kecemasan sosial. Headset VR komersial dikombinasikan dengan perangkat lunak khusus untuk membuat versi virtual dari lingkungan yang biasanya sulit bagi pasien, memungkinkan mereka untuk menjelajahi situasi tersebut dengan aman dan nyaman. NIHR mengatakan pihaknya percaya bahwa dana tersebut akan membantu menciptakan produk VR yang dapat digunakan oleh NHS kelak.

Ada juga tanda-tanda bahwa realitas virtual dapat digunakan untuk kondisi neurologis, serta kejiwaan. Cidera otak traumatis dapat membuat orang lumpuh parah, dan akan memerlukan rehabilitasi intensif sebelum mereka dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan. Diperkirakan VR dapat digunakan untuk menilai dan mengobati cedera otak traumatis. Sebagai contoh, avatar dalam VR telah digunakan untuk menilai fungsi otak pasien yang lebih tinggi atau mendeteksi masalah kognitif, sementara dapur virtual telah membantu para profesional kesehatan menilai bagaimana orang dengan cedera otak traumatis dapat melakukan kegiatan sehari-hari yang normal. VR juga telah digunakan untuk meningkatkan keseimbangan atau perhatian setelah cedera otak traumatis.

Untuk saat ini, penggunaan teknologi AR dan VR sebagai alat perawatan kesehatan kebanyakan masih dalam tahap uji coba, yang diuji cobakan kepada relatif sedikit orang. Uji coba yang lebih besar dengan ratusan peserta akan diperlukan sebelum memungkinkan untuk menilai manfaat dari perawatan tersebut untuk populasi secara keseluruhan.

Teknologi AR memiliki manfaat yang luar biasa dalam perawatan kesehatan dan menyelamatkan lebih banyak jiwa

Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !

Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

How can we help you ?