Buku augmented reality solusi tingkatkan minat baca anak di era digital, menjadikan pengalaman membaca lebih interaktif dan menarik.
Membaca buku adalah sebuah hal yang penting untuk dilakukan. Seperti sebuah peribahasa yang mengatakan “buku adalah jendela dunia”. Melalui buku, kita bisa mendapat pengetahuan dan ilmu baru tak terbatas dari berbagai belahan dunia. Sayangnya, minat membaca dari masyarakat kini semakin memudar akibat pesatnya kemajuan teknologi pada dekade terakhir ini, khususnya anak-anak dari generasi Z kini lebih memilih menghabiskan waktunya dengan gadget. Lalu, bagaimana cara meningkatkan minat membaca buku anak di tengah derasnya perkembangan teknologi saat ini?
Teknologi Augmented Reality (AR) dapat menjadi solusi. AR adalah teknologi yang menambahkan konten 2D atau 3D ke dalam lingkungan nyata pengguna. Dengan menyisipkan teknologi AR ke dalam buku cetak, anak-anak akan semakin tertarik untuk membaca buku. Ini berkat kemampuan AR yang dapat menghidupkan objek dan karakter digital dari dalam buku ke lingkungan nyata penggunanya. Hadirnya buku augmented reality membuat pengalaman membaca menjadi lebih interaktif dan menarik.
Beberapa brand terkenal kini telah meluncurkan konten berbasis AR mereka ke dalam buku-buku futuristik ini. Tentu tidak bisa sendirian untuk mewujudkannya, dibutuhkan kerja sama antara penulis, penerbit serta vendor augmented reality untuk menciptakan cara membaca baru yang memadukan pengetahuan, hiburan, dan teknologi dalam satu-kesatuan yang menarik. Manfaat buku augmented reality yang utama bagi anak-anak adalah sebagai alternatif sarana belajar yang lebih interaktif dan menarik. Teknologi AR dapat menampilkan konten lebih hidup, tidak seperti buku tradisional yang hanya menampilkan tulisan dan gambar 2D statis, sehingga tidak akan membosankan untuk dibaca oleh anak-anak.
Kenapa Buku Augmented Reality?
Mengenal teknologi Augmented Reality yang mana merupakan sebuah penglihatan akan dunia nyata secara real-time yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, yang mana elemen dari dunia nyata tersebut di-augment (ditambahkan) oleh komputer sehingga memperkaya elemen-elemen daripada dunia nyata tersebut.
Teknologi Augmented Reality berbeda dengan teknologi Virtual Reality. Virtual Reality sendiri merupakan sebuah teknologi yang mampu membuat pengguna dapat melakukan interaksi dengan dunia maya. Perlu diketahui jika dunia yang dimaksud adalah komputer yang telah disimulasikan untuk melakukan interaksi. Sedangkan dunia yang dimaksud adalah tiruan dari dunia maya atau juga disebut sebagai imajinasi.
Dengan kemajuan pada bidang AR, berbagai informasi yang berada di dunia nyata dapat menjadi interaktif dan dimanipulasi secara digital, karena informasi yang dibuat oleh komputer dapat ditampilkan atau dimasukkan pada objek-objek dunia nyata.
Cara kerja Augmented Reality sendiri sebagian berdasarkan deteksi citra dengan menggunakan sebuah marker augmented reality. Kamera yang telah dikalibrasi akan mendeteksi marker yang diberikan, kemudian setelah mengenali dan menandai pola marker, kamera akan melakukan perhitungan apakah marker sesuai dengan database yang dimiliki. Jika tidak, maka informasi marker tidak bisa diolah, akan tetapi apabila sesuai maka informasi marker akan digunakan untuk merender dan menampilkan objek 3D atau animasi yang telah dibuat sebelumnya.
Mulai banyak diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang salah satunya adalah di bidang pendidikan, membuat Augmented Reality kian dikenal masyarakat. Hal tersebut disebabkan karena aplikasi Augmented Reality sudah diintegrasikan untuk meningkatkan standar kurikulum yang digunakan.
Pemaksimalan teks, grafik, video, dan audio dapat di-overlay ke dalam lingkungan murid secara real-time, sehingga mereka dapat mempelajarinya dengan lebih baik melalui Augmented Reality Books. Buku augmented reality dan alat-alat bantu belajar lainnya dapat diberi sebuah marker yang jika dipindai oleh perangkat AR, akan dapat menghasilkan informasi tambahan kepada para siswa yang ditampilkan dalam bentuk multimedia.
Pada tahun 2012, Sony Interactive Entertainment telah meluncurkan produk berbasis AR yang disebut Wanderbook yang berisi konten Harry Potter karya J.K Rowling yang terkenal. Dirancang untuk beroperasi dengan Sony PlayStation 3, Wanderbook menandakan awal dari buku Augmented Reality yang menggabungkan game dengan pembelajaran untuk memberikan pengalaman belajar baru. Namun, karena realisasi kolaborasi teknologi AR, konsol game, dan literatur tampaknya menghabiskan banyak biaya saat itu, seluruh paket Wonderbook dan Sony PS3 sendiri dibanderol dengan harga yang mencengangkan.
Baca juga: Augmented Reality Tingkatkan Efektifitas Pembelajaran Jarak Jauh
9 tahun berlalu, kini itu sudah tidak berlaku lagi. Berkat semakin berkembangnya teknologi, hadirnya game engine seperti Unity dan Unreal Engine, serta semakin banyaknya perangkat yang mendukung teknologi AR, teknologi imersif ini kini harganya semakin terjangkau, jauh lebih murah dibanding pada awal kemunculannya di tahun 2012.
Buku Augmented Reality di Indonesia
Buku augmented reality di Indonesia mulai populer pada pertengahan tahun 2018. Untuk menggunakannya, cukup download terlebih dahulu aplikasi khusus di smartphone atau perangkat apapun yang terhubung dengan kamera. Kemudian arahkan kamera smartphone Anda ke buku AR di setiap halaman yang terdapat marker khusus, dan munculah konten interaktif yang bisa bergerak dan bersuara di lingkungan nyata Anda, apakah itu di ruang keluarga, di kamar, atau di seluruh kota seperti pada Pokemon Go, semua bisa. Asik bukan?
Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami
Leave A Comment