5 Penerapan Museum AR dan VR Oleh 5 Museum Ternama di Dunia
Salah satu penggunaan Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) yang paling kreatif saat ini berasal dari museum. Lembaga-lembaga ini telah merangkul museum AR dan VR dengan serius dan penuh semangat. Hanya dalam beberapa tahun, kini telah banyak aplikasi luar biasa tercipta, aplikasi yang dirancang untuk memerangi tantangan perkembangan zaman dan memperkenalkan kembali seni, sejarah, dan budaya kepada audience.
Berikut, adalah 5 penerapan museum AR dan VR oleh 5 museum ternama di dunia.
1. Felice Grodin: Invasive Species (Miami)
Florida selatan terkenal dengan pantainya yang menawan, ternyata diam-diam kini kota ini telah menjadi pusat bagi MR. Salah satunya yang jadi pusat perhatian adalah Felice Grodin: Invasive Species, sebuah pameran AR pertama kalinya di Pérez Art Museum Miami, yang mengeksplorasi keterkaitan lanskap fisik dan pikiran. Dengan mengunduh aplikasi museum PAMM gratis pada perangkat iOS, pengunjung dapat memunculkan makhluk dan struktur digital di atas arsitektur museum yang ada.
2. Carne y Arena (Washington, D.C.)
Bekas Gereja Baptis Trinidad di Northeast D.C. kini telah menjadi rumah bagi instalasi VR pemenang penghargaan Alejandro G. Iñárritu, Carne y Arena (atau, Flash dan Sand). Sebuah pengalaman VR selama enam setengah menit yang mengeksplorasi nasib imigran dan pengungsi dengan cara yang sangat mendalam. Pengunjung mengalami perbatasan berbahaya melintasi Gurun Sonora. Pengalaman VR ini laris manis dan tiketnya terjual habis ketika di Festival Film Cannes, serta di Milan, Mexico City dan Los Angeles.
3. Hacking the Heist (Boston)
Pada tahun 1990, Isabella Stewart Gardner Museum adalah tempat bagi salah satu perampok seni paling terkenal dalam sejarah. Tiga belas karya agung, senilai sekitar $ 500 juta, dibawa dalam waktu satu jam – dan hingga saat ini belum ditemukan. Kini, bingkai emas kosong menggantung di tempat lukisan curian oleh orang-orang seperti Rembrandt, Degas dan Manet. Aplikasi Hacking the Heist memungkinkan pengunjung untuk melihat karya-karya curian di dinding tempat mereka dulunya berada, dengan mengarahkan perangkat seluler mereka ke bingkai aslinya.
4. Koleksi Mesir Kuno (Virtual)
Museum Seni Metropolitan dan Museum Inggris bukan hanya dua dari museum yang paling dihormati di dunia, tetapi juga dua dari museum yang paling banyak dikunjungi. Masing-masing menampung sekitar tujuh juta pengunjung per tahun dan pada setiap musim panas. Untungnya bagi para claustrophobia di antara kita, kedua institusi telah menciptakan tur virtual interaktif yang mencakup koleksi Mesir Kuno tercinta mereka. Tur ini dapat diluncurkan di mana saja, dari web atau perangkat seluler apa pun. Untuk pengalaman mendalam, Met’s Met360 ini dapat dilihat melalui Google Cardboard atau headset VR.
5. Museum Kremer (Virtual), Museum AR dan VR Masa Depan
Kremer dianggap sebagai museum pertama yang sepenuhnya ada di dunia maya. Museum ini didirikan oleh kolektor seni George dan Joël Kremer dengan cita-cita luhur, yaitu menjadikan museum seni kelas dunia tersedia bagi siapa saja dan di mana saja. Pertimbangan yang lebih praktis seperti membangun kendala dan biaya juga ikut berperan. Pengguna dibawa ke galeri virtual, yang dirancang menyerupai museum fisik, melalui Viveport. Di sana, mereka dapat memeriksa tujuh puluh empat karya master dari Belanda. Setiap bagian difoto ribuan kali, menggunakan proses yang dikenal sebagai fotogrametri, untuk menciptakan kembali seni dalam detail tiga dimensi yang menakjubkan. Dengan museum AR dan VR ini, kini kita diijinkan untuk berdiri di dekat karya seni dan bahkan menyentuhnya, luar biasa kan?
Baca juga: Keunggulan dan Penerapan Museum Digital di Indonesia Hingga Saat Ini
MonsterAR juga kini telah menjalankan Program Gerakan Digitalisasi Museum (PGDM) dengan misi untuk menyelamatkan museum Indonesia dari gerusan zaman milenial.
Mari bersama kita selamatkan museum Indonesia dengan program #gerakandigitalisasimuseum ini, supaya generasi milenial di zaman sekarang ini menjadi tertarik untuk menbali berkunjung ke museum, dan membangun generasi penerus yang peduli terhadap sejarah, seni dan keaneka ragaman budaya di Indonesia.
Daftarkan museum Anda melalui.
Email: info@monsterar.net
Atau langsung klik di sini.
Program Gerakan Digitalisasi Museum dari MonsterAR untuk seluruh museum di Indonesia
| 1. Free Konsultasi | 2. Free Konsep Design | 3. Free Estimasi Biaya (RAB) |
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !
Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami
Leave a Reply