VR Bantu Polisi Identifikasi Seks Komersial Berkedok Panti Pijat
Teknologi Virtual Reality (VR) saat ini telah dimanfaatkan di berbagai bidang karena memiliki dampak yang sangat baik untuk masyarakat. Berkat teknologi VR, kita dapat dengan mudah untuk melakukan pekerjaan yang tadinya sulit untuk dilakukan. Bahkan VR juga dapat bantu polisi dalam identifikasi seks komersial berkedok panti pijat. Teknologi ini telah dikembangkan oleh para peneliti yang merupakan mahasiswa di California Polytechnic State University. Sepertinya kepolisian Indonesia butuh ini mengingat mereka cukup aktif dalam memberantas seks komersial berkedok panti pijat tersebut.
Pengembangan ini didasari sebagai upaya dalam langkah mencegah kejahatan seks. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan tahun lalu oleh Organisasi Perburuhan Internasional, ada 5.147 kasus perdagangan manusia, dan itu hanya angka untuk tahun 2018 saja. 3.718 di antaranya terkait langsung dengan perdagangan seks. Sayangnya, jumlah itu diperkirakan akan meningkat selama beberapa tahun ke depan karena perdagangan seks global, yang telah merenggut lebih dari 4 juta korban, dan akan terus bertumbuh.
Di AS saja diperkirakan ada sekitar 9.000 spa ilegal yang mengambil keuntungan dari tenaga kerja ilegal yang terdiri dari 99% perempuan. Spa dan panti pijat ini berfungsi sebagai lokasi umum untuk pekerja seks ilegal, seringkali menutupi kegiatan mereka di balik bisnis yang sah. Seringkali tanda-tanda perdagangan seks bisa samar dan sulit bagi penegak hukum untuk mengidentifikasi operasi ilegal yang mereka lakukan.
Baca juga: Penggunaan Teknologi Augmented Reality Untuk Memberantas Kejahatan
Namun kini, teknologi VR akan segera bantu polisi untuk memerangi industri yang menjijikkan ini. Para peneliti mahasiswa di California Polytechnic State University sedang mengembangkan solusi pendidikan mendalam yang melatih para petugas dalam mengidentifikasi potensi kejahatan seks dan kegiatan perdagangan manusia.
Mereka sedang membangun panti pijat terlarang dalam Realitas Virtual sebagai media untuk membantu melatih penegakan hukum melalui berbagai bukti dan berbagai hal lainnya yang dapat membantu untuk mengidentifikasi aktifitas terlarang di panti pijat.
“Biasanya, petugas penegak hukum berlatih praktik kejahatan seks menggunakan perangkat fisik mahal yang dirancang agar terlihat seperti panti pijat ilegal. Lokasi-lokasi buatan ini dipenuhi dengan berbagai bukti yang dapat dicari oleh petugas, seperti paspor serta harga “layanan” tertentu” kata Marco Zuniga, seorang pengembang Realitas Virtual sekaligus alumni dari jurusan teknik Cal Poly. Zuniga, yang sebelumnya bekerja di California Cybersecurity Institute (CCI), datang dengan konsep untuk solusi pelatihan VR setelah melihat mock-up fisik yang digunakan oleh petugas penegak hukum.
Zuniga juga menginginkan cara yang lebih portabel, dan lebih mudah diakses untuk membawa pelatihan ini kepada orang-orang di seluruh negara bagian. Bersamaan dengan perdagangan manusia, Zuniga dan timnya mengklaim pengalaman tersebut memiliki potensi untuk membantu bentuk penegakan hukum lainnya dalam mengidentifikasi berbagai kegiatan ilegal, termasuk paspor palsu dan pencucian uang.
Melihat manfaat yang diberikan oleh VR dalam upaya membantu penegakan hukum, ini akan menjadi langkah yang sangat bagus untuk penerapan teknologi VR dalam membantu pekerjaan manusia di masa depan, dengan potensi dan manfaatnya yang tak terbatas.
Virtual Reality jadikan pekerjaan manusia lebih mudah, efisien dan hemat biaya
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !
Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami
Leave a Reply