Beberapa tahun terakhir, teknologi Virtual Reality (VR) telah digunakan untuk pelatihan kerja mulai dari pelatihan pekerja toko ritel dalam menghadapi dan melayani berbagai jenis pelanggan, cepat tanggap mengatasi situasi berbahaya, pelatihan tempur tentara, pelatihan pemadam kebakaran, hingga pelatihan ruang kendali tenaga nuklir. Dan kini, Boeing juga mulai menggunakan teknologi VR untuk pelatihan astronot dalam menjalankan misi ke luar angkasa. Mengingat perjalanan ke luar angkasa sangat berbahaya karena segala keterbatasan dalam penyelamatan, inovasi pelatihan VR ini tentu akan sangat bermanfaat dalam menyelamatkan nyawa para astronot yang menanggung semua resiko yang ada.

Pelatihan VR ini akan memungkinkan para astronot untuk mensimulasikan peluncuran tahap demi tahap, mulai dari pra-peluncuran, lepas landas, dan pendaratan, dengan simulasi visual fotorealistik dari kontrol dalam penerbangan, monitor , dan data waktu nyata, serta pelacakan tangan. Biasanya, astronot perlu menggunakan beberapa simulator yang tersebar di lokasi yang berbeda, tetapi dalam simulasi VR ini dapat digunakan di satu tempat, termasuk di dalam setiap tempat anggota awak selama dua minggu karantina pra-penerbangan yang sifatnya wajib.

Walau simulator fisik banyak digunakan untuk pelatihan penerbangan luar angkasa, namun harganya mahal dan memiliki keterbatasan dalam mengaksesnya. Sementara, penggunaan teknologi VR untuk pelatihan astronot tidak hanya menghemat waktu dan uang saja, tetapi juga memungkinkan para astronot untuk mengikuti pelatihan dari manapun dan kapanpun selama memiliki akses ke headset VR, yang menjadi keunggulan tersendiri terutama di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini. Dan yang tidak kalah penting, pelatihan melalui VR juga bisa diulang terus-menerus.

Baca juga: 5 Teknologi Pelatihan Keselamatan Kerja AR/VR, Aman dan Hemat Biaya

Kejelasan visual merupakan pembeda utama antara headset VR yang berfokus pada perusahaan dan konsumen. Contohnya seperti pada simulator penerbangan yang diperlukan untuk bisa membaca angka-angka kecil pada panggilan dan tanda centang pada layar. Menggunakan model 3D interior Starliner yang dikembangkan di Unreal Engine, Boeing memilih headset Vajro karena resolusinya mencapai lebih dari 60 piksel per derajat di tengah bidang pandang pengguna yang merupakan kunci untuk memungkinkan pengguna melihat instrumen dari kejauhan seperti dalam kehidupan nyata, plus kemampuan untuk melihat tangan mereka berinteraksi dengan kontrol.

Boeing berencana untuk memulai pelatihan komandan Starliner Chris Ferguson “segera,” menggunakan teknologi VR dalam persiapan untuk Tes Penerbangan Kru. Ini adalah misi pertama Starliner dengan manusia di dalamnya, yang saat ini dijadwalkan untuk peluncuran dengan waktu yang belum ditentukan pada tahun 2021. Michael Fincke dan Nicole Mann diperkirakan akan terbang bersama Ferguson, dan perusahaan berharap bahwa para kru akan secara kolektif menghabiskan ratusan jam menggunakan VR untuk pelatihan astronot dan menjalani simulasi masing-masing fase menjelang misi penerbangan.

Virtual Reality menjadikan pelatihan lebih hemat biaya, efisien, dan tanpa risiko cidera

Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !

Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

How can we help you ?