ar pelecehan seksual

Pemanfaatan Teknologi AR Untuk Menghindari Pelecehan Seksual

Augmented Reality (AR) menjadi teknologi yang sudah digunakan oleh sebagian orang karena manfaatnya yang begitu besar. Mungkin Anda pernah mendengar bahwa teknologi AR digunakan hanya untuk media hiburan saja seperti bermain game atau menonton film. Padahal, teknologi AR bisa membantu pekerjaan manusia di berbagai bidang seperti pelatihan keselamatan kerja, otomotif, kesehatan bahkan pendidikan. Kali ini teknologi AR juga telah di manfaatkan untuk melindungi kehormatan seseorang, yaitu menggunaan AR untuk menghindari terjadinya pelecehan seksual.

Pelecehan seksual bisa terjadi dimana saja, baik itu di tempat umum seperti kereta, sekolah bahkan di kampus pun sangat rawan terjadinya pelecehan seksual. Hal inilah yang dialami oleh seorang mahasiswi bernama Chanel Miller di Stanford, Amerika Serikat.  Pada tahun 2015 sebuah peristiwa mengerikan terjadi di Universitas Stanford. Sebuah serangan pelecehan seksual terjadi terhadapnya dan diselesaikan melalui persidangan, namun nasib buruk yang dialami oleh Chanel Miller malah diabaikan dan para pelakunya malah dianggap sebagai korban di mata hukum.

ar pelecehan seksual

Image Source : Torch AR

Beberapa bulan setelah kejadian itu, universitas memasang “taman kontemplatif” sebagai bagian dari perjanjian universitas dengan Miller, universitas juga berjanji untuk menyertakan sebuah plakat dengan kutipan untuk refleksi, dan Channel Miller lah yang akan  memberikan dua kutipan tersebut, tetapi sayangnya keduanya di tolak.

Oleh karena itu timbulah gagasan menggunakan teknologi AR untuk menyoroti kekerasan pelecehan seksual di kampus tersebut. Mereka meyakini bahwa AR media penyampai pelecehan seksual ini menjadi salah satu solusi yang baik untuk saat ini. Caranya adalah dengan menuliskan kata-kata Chanel Miller yang merupakan salah satu korban pelecehan seksual dan menampilkannya melalui AR.

Baca juga: Kacamata AR Membantu Anak Penderita Autisme Untuk Berinteraksi Dengan Normal

Image Source : stanforddaily

Mereka percaya bahwa augmented reality dapat mendemokratisasi ruang publik dengan menangkap memori kolektif dalam suatu ruang. Melalui teknologi AR, kini siapapun bisa menyampaikan dan menempatkan apapun di ruang publik dengan bebas dan tanpa mengganggu siapapun yang berada di lokasi tersebut. Seperti plakat dengan kata-kata dari Miller yang sebelumnya di tolak misalnya, kini bisa di realisasikan dalam Augmented Reality.

Teknologi AR adalah milik semua orang, karena dengan teknologi AR, semua orang kini memiliki alat baru dan kuat dalam memperjuangkan keadilan sosial. Pengunjung bisa menggunakan gadget untuk melihat pengalaman baru ketika berkunjung ke taman dan dapat mendengarkan kutipan dari korban pelecehan seperti Emily dan merasakan apa yang dialami oleh Emily.

Teknologi AR memang memiliki dampak yang sangat besar, pemanfaatannya pun untuk saat ini sudah banyak membantu manusia dalam memperjuangkan keadilan sosial. Sekarang teknologi AR sudah bukan lagi menjadi teknologi yang hanya digunakan untuk media hiburan saja, AR telah berkembang selangkah lebih maju, bahkan kini teknologi ini dapat menyelamatkan nyawa manusia dengan dibuatnya pelatihan khusus untuk menghadapi ketika terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti kejahatan dan bencana alam.

Bebas menyampaikan apapun tanpa mengganggu ruang publik dengan teknologi AR

Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !

Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami

9 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *