Museum Virtual Indonesia Bikin Anak Muda Betah di Museum
Museum hingga saat ini masih identik dengan masa lalu dan orang tua. Padahal, museum harus bisa merangkul semua kalangan, termasuk golongan muda. Kini, museum virtual Indonesia hadir sebagai solusinya.
Sebagaimana disarankan oleh namanya, museum virtual Indonesia berarti menggabungkan museum dengan teknologi. Sebagai fasilitator, teknologi Virtual Reality (VR) memungkinkan penggunanya menikmati sajian museum tanpa perlu meninggalkan rumah.
Apa itu museum virtual Indonesia?
Museum virtual Indonesia dilirik ketika terjadi pandemi COVID-19 yang melanda seantero dunia. Jumlah kunjungan ke museum secara langsung menurun sebab ada larangan berkerumun untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut.
Teknologi VR merupakan terobosan bagi terciptanya jelajah museum virtual. VR sendiri adalah teknologi yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer seakan benar-benar berada dalam lingkungan tersebut secara nyata.
Dalam kaitannya dengan museum, pengguna VR tinggal memakai headset yang dirancang khusus untuk VR dengan konten berupa museum tertentu. Pengguna dapat membaca, melihat koleksi museum secara interaktif sehingga benar-benar merasakan berada di museum itu. Padahal, mereka secara fisik ada di rumah masing-masing.
Konsep interaksi yang terkandung dalam konten museum yang kreatif tersebut sangat pas dengan kaum muda, yakni golongan milenial dan Generasi Z. Mereka identik sebagai generasi yang melek teknologi. Pilihan visual lebih pas untuk menyampaikan informasi tentang museum ketimbang membacanya.
Bahkan, teknologi VR memungkinkan penggunanya lebih bisa menjelajahi isi museum ruang demi ruangan dibandingkan mengunjunginya secara langsung. Saat berada di museum, mungkin malah waktu yang tersedia terbatas sehingga tidak bisa mempelajari seluruh koleksi yang ada.
Contoh museum virtual di seluruh dunia
Museum virtual Indonesia dapat mengambil inspirasi dari tur virtual museum yang sudah lebih dahulu diterapkan oleh museum besar di bawah ini:
1. Museum Louvre
Salah satu museum paling sibuk di dunia, museum Louvre memilih teknologi digital untuk menghidupkan kembali museum paska dihantam pandemi COVID-19.
Salah satunya adalah dengan menyelenggarakan pameran seni memakai teknologi VR. Dengan judul Mona Lisa: Beyond the Glass, museum ini memungkinkan 11 pengguna teknologi VR ini untuk mengunjungi museum secara bersamaan. Mereka memakai headset VR untuk menikmati setiap lukisan di dalamnnya. Hanya bermodakan aplikasi seluler, pengunjung tersebut bisa tetap menikmati sajian museum ini darimana saja mereka berada.
2. Istana Versailles
Berikutnya ini merupakan kolaborasi Istana Versailles dan Google. Google menyediakan tur gratis untuk mengelilingi istana di Prancis ini. VR digunakan untuk membantu penggunanya menjelajahi ruang demi ruang di kastil yang menjadi simbol kekuatan politik Kerajaan Prancis antara 1682 dan 1789. Istana Versailles berdiri di lahan seluas 67 ribu meter persegi dengan taman yang mengelilingi seluas 1.070 hektar.
Untuk mengunjungi secara langsung, harga tiket untuk setiap pengunjung adalah 25 euro. Beruntung ada tur virtual ini sehingga museum tersebut bisa gratis untuk dijelajahi. Di antara obyek menarik di sini adalah Royal Opera House, Royal Chapel dan Hall of Mirrors. Sambil “berjalan-jalan” virtual, pengguna dapat menikmati karya seni, seperti patung, lukisan, dan permadani.
Bagi yang tidak mempunyai headset VR, Google telah menyediakan pameran daring dengan lebih dari 390 aset, yang mencakup obyek, artefak, dan lukisan.
3. T-rex: Skeleton Crew – Museum Sejarah Alam Amerika Serikat
Museum tidak harus identik dengan sejarah manusia. Di Amerika Serikat, terdapat museum yang mengupas tentang sejarah alam. Berlokasi di Manhattan, museum ini telah meluncurkan tur museum virtual purbakala memakai headset VR. Setiap pengguna dapat mengakses isi museum, bahkan berkolaborasi satu sama lain dalam merangkai tulang-tulang Tyrannosaurus rex.
Baca juga: Fungsi Virtual Reality, Keunggulan, Contoh, dan Cara Kerjanya
Kolaborasi tersebut membutuhkan tiga pengguna untuk merangkai tulang T-rex di Aula Saurischian Dinosaurs. Setelah berhasil disusun, dinosaurus tersebut akan hidup lalu seketika ruangan berubah menjadi alam liar zaman prasejarah yang pernah ada sekitar 66 juta tahun yang lalu.
4. Menjelajahi sejarah Mesir Kuno
Masih dari museum Louvre. Museum virtual Indonesia dapat mencontoh konsep penjelajahan virtual tentang sejarah Mesir Kuno seperti yang pernah dilakukan oleh museum ini. Bertajuk Khufu: A Journey in Ancient Egypt, museum Louvre membawa pengunjung menikmati sejarah Mesir Kuno seperti yang pernah dipamerkan di Cité de l’Architecture di Paris.
Teknologi VR memungkinkan kolaborasi antar pengguna agar bisa menikmati rekonstruksi sejarah dengan kualitas tinggi. Ilusi perjalanan melalui ruang dan waktu dapat dilakukan oleh banyak pengunjung dalam waktu yang bersamaan.
5. Nanome
Tur virtual museum mencakup museum bertemakan bahan kimiawi. Contohnya adalah Nanome yang mengajak pengunjungnya, terutama pelajar, untuk mempelajari bidang nanoteknologi. Mereka bisa bereksperimen bersama teman menggunakan teknologi VR dalam menjajal bahan-bahan kimiawi dan protein tertentu.
6. Becoming Homeless
Museum virtual Indonesia dapat mengusung tema sosial, seperti Becoming Homeless, yang menyentuh isu tunawisma. Simulasi VR di sini mengajak penggunanya untuk merasakan kehidupan orang yang tidak mempunyai rumah. Dengan cara ini, pemakai dapat mempunyai empati yang tinggi terhadap tuna wisma.
Menciptakan museum virtual Indonesia bersama MonsterAR
MonsterAR telah berpengalaman mengerjakan proyek digitalisasi museum. Dua contoh pekerjaan kami adalah Museum Bank Indonesia dan Museum Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK, Museum Juang 45 Bekasi, Galeri Bendungan PUPR, Museum Dharma Wiratama, PSBK, dan lainnya.
Untuk Museum BPK, kami menerapkan teknologi smart table, Augmented Reality, interactive floor, curved display projection, mobile apps, dan lainnya. Sedangkan untuk Museum BI, kami menerapkan teknologi interactive table, interactive wall dan lainnya. Silahkan menghubungi kami untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap.
Program Gerakan Digitalisasi Museum dari MonsterAR untuk seluruh museum di Indonesia
| 1. Free Konsultasi | 2. Free Konsep Design | 3. Free Estimasi Biaya (RAB) |
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !
Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami
Leave a Reply