Facebook Meluncurkan ‘Virtual Wing’, Sebuah Pameran Augmented Reality di Tate Museum
Pameran augmented reality di museum memang sudah ada diberbagai museum di seluruh dunia. Kali ini Faceobook akan meluncurkan Virtual Wing pada sebuah pameran Augmented Reality di Tate Museum. Beberapa lukisan yang berada di museum Tate akan segera menjadi hidup secara virtual berkat kemitraannya dengan Facebook. Rencananya, proyek yang bernama Virtual Wing ini akan diluncurkan di tate museum pada musim panas tahun ini.
Sekitar delapan lukisan di Tate museum ini secara digital akan dihidupkan melalui AR dan smartphone. Program seni digital telah diterapkan melalui platform pengembangan Spark AR Facebook oleh tim pengembangan internal.
Facebook telah mengeksplorasi cara-cara mengimplementasikan platform augmented reality mobile Spark AR dalam penggunaan sehari-hari semenjak diluncurkan pada saat Konferensi Pengembang F8 2017.
Sebagai salah satu raksasa media sosial, Facebook telah mencari cara untuk menyebarkan platform AR dalam kehidupan penggunaan sehari-hari untuk membantu mereka dalam memperluas eksistensinya. Dalam konteks inilah Facebook bermitra dengan Tate Museum yang bertujuan untuk membantu banyak orang agar dapat terhubung dengan seni, melalui cara yang sepenuhnya baru dan mendalam.
Virtual tour museum ini bertujuan untuk mengungkap berbagai cerita yang ada di balik beberapa karya seni di museum tersebut. Informasi yang dikirim dalam AR pada karya seni tersebut nantinya akan memerlukan sebuah smartphone untuk melihat keindahan karya seni yang dibalut dengan teknologi AR.
Pengunjung Tate Museum nantinya akan menggunakan kamera dari aplikasi Instagram dari smartphone mereka (Untuk Android dan iOS) untuk memindai karya terpilih di museum dan mengaktifkan fitur yang sudah diperkaya AR dalam karya seni tersebut. Dengan melakukan pemindaian, nantinya pengguna akan mendapatkan pesan selamat datang beserta peta pameran. Dalam karya seni potret di museum, potret akan hidup di lukisan yang dipamerkan, lanskap akan muncul keluar dari bingkai ketika dilihat melalui kamera Instagram.
Pameran Augmented Reality Museum ini bukan semata-mata hanya untuk sebuah hiburan saja. Penciptanya juga sengaja akan mengambil delapan lukisan yang memiliki latar belakang yang menarik dan bergerak dan ini jelas diaplikasikan kembali melalui pengalaman augmented reality. Pengalaman ini dimaksudkan untuk mengubah karya seni sehingga membantu pengunjung untuk terhubung dan juga mempelajari kisah-kisah mendalam di balik karya seni tersebut.
Baca juga: 5 Penerapan Museum AR dan VR Oleh 5 Museum Ternama di Dunia
Untuk mengembangkan pengalaman augmented reality, Facebook bersama dengan Tate dan The Mill, membingkai ulang setiap karya seni yang dipilih di museum melalui penggunaan platform Spark AR. Dengan bantuan teknologi augmented reality ini memungkinkan pengunjung yang mencoba ‘Virtual Wing’ di museum dapat melihat setiap karya seni dalam berbagai konteks, dengan kedalaman yang lebih dalam serta dengan latar belakang yang lebih kaya daripada sebelumnya.
Dengan rendering berlapis AR, pengunjung hanya perlu menggunakan kamera Instagram mereka untuk memindai tag nama Tate di Instagram dan mengaktifkan sebuah pengalaman baru mengenal karya seni dengan balutan teknologi augmented reality yang keren dan canggih.
Setelah aktivasi, para pengunjung akan disambut dengan pesan selamat datang bersama dengan peta yang akan membantu mereka menavigasi melalui delapan lukisan dalam balutan AR.
Berikut 8 Lukisan yang telah dilengkapi fitur Augmented Reality.
1. A Youth Relating Tales of Ladies oleh Simeon Solomon
Karya seni ini merupakan budaya visual yang umum di akhir abad ke -19. Tiga tahun setelah menyelesaikan bagian dari lukisannya tersebut, Simeon Solomon sang pelukis ditangkap karena kasus homoseksualitas. Karya ini mengandung unsur ambiguitas. Kamu dapat melihatnya melalui kamera pada aplikasi Instagram kamu untuk melihat dan merasakan “pengalaman berkunjung” yang berada pada zaman itu.
2. The Cholmondeley Ladies oleh Artis Tidak Dikenal
Efek Spark AR akan menghidupkan prasasti dalam lukisan tersebut sambil menekankan simetri melalui serangkaian sketsa kaleidoskopik yang akan menggambarkan proses kehidupan yang dilalui dua orang gadis mulai dari kelahiran mereka, dan setelah mereka tumbuh dewasa dan melangsungkan pernikahan secara bersamaan, hingga kelahiran kedua bayi mereka.
3. Memancing di Blythe-Sand, Tide Setting In oleh Joseph Mallord William Turner
Rumor mengatakan bahwa Turner memiliki tujuh ekor kucing, dan kucing-kucingnya itu menambahkan sentuhan artistik terhadap lukisannya tersebut.
Kanvas lukisannya itu telah dirobek menjadi lima bagian tetapi kemudian diperbaiki. Saat kamu melihat karya ini melalui pengalaman Tate’s Spark AR yang canggih, kanvas lukisan akan tampak seolah-olah tercabik-cabik cakar kucing.
4. Potret Gwen John
Efek Spark AR memungkinkan pengguna untuk melihat potret diri dari Gwen John. John adalah seorang wanita dwi-seksual dalam sebuah industri yang sebagian besar didominasi oleh pria. Pekerjaannya sebagian besar dibayangi oleh kekasihnya yang terkenal bernama Rodin dan saudara lelakinya Augustus.
5. Carnation, Lily, Lily, Rose oleh John Singer Sargent
Sargent adalah orang yang sangat percaya pada masa keemasan, ketika pencahayaan memberikan momen yang sempurna untuk menangkap pemandangan. Dengan efek Spark AR Facebook, audience dapat melihat perjalanan waktu dengan melihat lentera berkedip, bunga-bunga layu dan mati dan cahaya yang memudar menjadi hitam.
6. Farm at Watendlath oleh Dora Carrington
Dalam karya seni virtual tour ini, gunung yang luas dan indah ini disandingkan dengan dua perempuan kecil yang berada di latar depan. Efek Spark AR melalui kamera Instagram Kamu akan menjadikan pemandangan ini memiliki efek animasi yang tidak konvensional di mana skala relatif dalam lukisan diaktifkan sehingga membuat pembalikan peran yang benar-benar menarik untuk dilihat.
7. Amateurs of Tye-Wig Music (‘Musicians of the Old School’) oleh Edward Francis Burney
Lukisan harpa pada lukisan ini yang telah dilengkapi fitur efek Spark AR akan menciptakan hiruk-pikuk visual di mana lampu berayun liar, tingkah usil burung beo yang mencuri wig, anak-anak yang ikut bermain instrumen, anjing menggonggong dan masih banyak lagi.
8. Head of a Man oleh John Simpson
Gerakan kamera Instagramu dari kiri ke kanan dan lihat perubahan pencahayaan dan tatapan mata pada lukisan Ira Frederick Aldridge, yang konon merupakan aktor kulit hitam pertama yang memerankan tokoh Shakespeare di Inggris yang berpindah dari AS ke London pada tahun 1865.
Pameran Augmented Reality Museum akan mengandalkan kekuatan komputasi yang sangat besar dari smartphone modern untuk menciptakan pengalaman mendalam yang imersif bagi audience untuk membantu mereka terhubung dengan lukisan dengan cara yang lebih berkesan.
Program Gerakan Digitalisasi Museum dari MonsterAR untuk seluruh museum di Indonesia
| 1. Free Konsultasi | 2. Free Konsep Design | 3. Free Estimasi Biaya (RAB) |
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !
Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami
Leave a Reply