Nikmati Karya Seni Museum Dari Rumah Dengan Augmented Reality
Pandemi COVID-19 memaksa banyak restoran hingga mall untuk menutup usahanya, yang tentunya berdampak besar terhadap perputaran ekonomi termasuk di Indonesia. Tidak hanya itu saja, ruang pertemuan publik lainnya juga ikut terkena dampak yang sama, termasuk galeri seni dan museum. Lalu, adakah cara untuk menikmati karya seni museum dari rumah?
Dengan teknologi Augmented Reality dan ponsel pintar, memungkinkan kita untuk bisa mengakses berbagai karya seni terkenal dari rumah seolah karya-karya tersebut benar-benar tergantung di dinding rumah kita.
Cara menikmati karya seni museum dari rumah ini sangat mudah dan sederhana. Melalui aplikasi virtual tour museum seperti [AR]T Museum, Anda bisa memilih karya seni dari galeri pilihan. Kemudian arahkan perangkat smartphone Anda ke dinding dan karya seni yang Anda inginkan pun bisa tergantung di dinding rumah Anda. Anda dapat bergerak lebih dekat menghampiri karya seni untuk melihat lebih detail termasuk bingkainya. Dan berkat framework ARKit dari Apple, aplikasi ini juga dapat menutup objek virtual jika seseorang berjalan di depannya.
Walaupun beberapa tempat dan bisnis sudah akan mulai dibuka kembali dengan diberlakukannya New Normal, tetapi itu tidak akan mengubah banyak hal dalam jumlah pengunjung yang menjadi sepi akibat pandemi. Berbeda dengan bisnis kebutuhan pokok seperti toko dan restoran yang akan mendapatkan pelanggannya kembali, museum tidak akan seberuntung itu karena sifatnya sebagai obyek rekreasi yang tidak termasuk dalam kebutuhan pokok dan mendesak. Sehingga, dibutuhkan pendekatan berbeda untuk bisa menjangkau masyarakat. Seperti contohnya dengan membawa karya seni museum ke rumah mereka melalui teknologi dan digital, atau sederhananya dengan menerapkan Digitalisasi Museum.
Baca juga: 5 Penerapan Museum AR dan VR Oleh 5 Museum Ternama di Dunia
Walau menikmati karya seni virtual tour melalui layar smartphone tidak persis sama dengan melihatnya secara langsung di galeri, penelitian yang dilakukan oleh Cuseum selama 10 bulan menunjukkan bahwa orang bisa mendapatkan pengalaman estetika yang serupa, bahkan mungkin lebih baik ketika berinteraksi dengan karya seni melalui AR dibandingkan dengan aslinya. Pengguna aplikasi museum AR bisa mendekat dan melihat karya seni lebih leluasa dari berbagai sudut yang di inginkan yang mungkin sulit di akses di galeri nyata, terutama bila banyak pengunjung sehingga harus mengantri dan berdesak-desakan untuk menikmati karya seni di museum.
Lalu, Bagaimana Dengan Museum di Indonesia
MonsterAR telah melakukan digitalisasi pada museum-museum di Indonesia, diantaranya adalah Museum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI di pusat kota Magelang, Museum Bank Indonesia, Museum Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK), dan beberapa museum lainnya. Gerakan Digitalisasi ini penting karena generasi masyarakat telah berganti menjadi millenial hingga generasi Z yang sehari-harinya dikelilingi teknologi dan digital. Sehingga, membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk menarik minat mereka terhadap museum, termasuk dengan menyediakan karya seni museum yang bisa di akses dari rumah melalui teknologi Augmented Reality.
Program Gerakan Digitalisasi Museum dari MonsterAR untuk seluruh museum di Indonesia
| 1. Free Konsultasi | 2. Free Konsep Design | 3. Free Estimasi Biaya (RAB) |
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !
Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami
Leave a Reply