perbedaan VR dan MR

Ketahui Perbedaan VR dan MR dan Fungsinya

Dalam setahun terakhir, teknologi imersif, seperti Virtual Reality (VR) dan Mixed Reality (MR), begitu populer. Serupa tapi tak sama, perbedaan VR dan MR akan kami kupas di sini agar Anda tidak salah memahami cara kerja dan manfaatnya bagi berbagai industri.

Pada 2025, pasar global teknologi imersif diperkirakan mencapai US$814,7 miliar. Mengingat potensinya yang begitu besar, Anda perlu mengetahui ciri khas serta bagaimana masing-masing tipe teknologi bekerja untuk membantu tercapainya target bisnis tertentu.

Virtual Reality (VR)

Dalam VR, pengguna benar-benar terbenam dalam lingkungan digital yang tersimulasi. Dalam beberapa tahun terakhir, hasil simulasi komputer telah berhasil membuat lingkungan virtual yang lebih terasa nyata oleh penggunanya. Hal ini berkat grafis realistis dan suara serta fitur interaktif dengan perbaikan pada haptic, yang merupakan kunci pengguna merasakan berbagai sensasi.

Apakah menstimulasi lingkungan nyata, seperti bawah laut, negara lain atau ruang angkasa hingga membuat dunia fiksi, VR membawa penggunanya ke lingkungan baru yang sepenuhnya virtual tetapi terasa seperti nyata. Teknologi VR merupakan teknologi imersif paling terkenal untuk hal ini.

Dalam VR terdapat tampilan yang dipasang di kepala atau headset. Alat inilah yang menjadi penyalur untuk menikmati pengalaman VR. Headset terhubung ke konsol atau PC yang dilengkapi oleh software untuk menciptakan obyek virtual agar dilihat oleh penggunanya.

Terdapat headset VR lainnya, seperti Samsung Gear VR, Google Daydream atau Google Cardboard, yang menggunakan smartphone untuk memunculkan lingkungan virtual. Oculus Go adalah headset yang berdiri sendiri dengan sudah mencakup software.

Dua sinyal dikirimkan ke setiap tampilan LCD di headset untuk mengelabuhi pikiran dan visi terkait persepsi pengguna hingga akhirnya ia percaya lingkungan virtual tersebut benar-benar kenyataan sesungguhnya padahal sebenarnya ia hanyalah pemandangan yang terpampang di layar.

Industri hiburan dan gaming mungkin menjadi dua sektor yang paling awal mengadopsi teknologi VR. Tetapi, saat ini penerapan VR secara luas digunakan di berbagai organisasi dan industri, termasuk militer, mode, bisnis, olahraga, pendidikan, perawatan kesehatan, konstruksi, teknik, dan masih banyak lagi. Dari pelatihan agar tampil maksimal pada bidang olahraga hingga peragaan busana, VR terus berkembang pesat.

Dengan VR, perusahaan apa saja tidak perlu cemas metode kerja hibrida atau dari jarak jauh akan mengurangi komunikasi antar tim. Teknologi VR memungkinkan anggota tim seperti duduk berjejer secara langsung di ruang virtual. Mereka tetap bisa menciptakan prototipe produk virtual memakai teknologi VR. Teknik ini dapat mengurangi perlunya bepergian dan bahan yang terbuang imbas dari pengerjaan desain baru.

Teknologi VR bahkan dapat mentransformasi ruang pengalaman konsumen. Adanya lingkungan VR membuat karyawan bisa memandu konsumen memahami cara kerja suatu produk atau layanan seolah-olah berhadapan langsung. Agen properti dapat membawa konsumen menikmati tur digital rumah baru dan agen perjalanan dapat memberikan Anda peluang mengunjungi lokasi sebelum membayar ongkos penerbangannya.

Mixed Reality (MR)

Dalam lingkungan MR, elemen nyata dan virtual berinteraksi satu dengan lainnya, selangkah lebih tinggi dari Augmented Reality (AR) dimana obyek virtual diimbuhkan pada lingkungan aslinya.

Obyek virtual dalam teknologi MR berdampingan dan bisa berinteraksi secara nyata dalam cara yang mirip saat seseorang akan berinteraksi dengan obyek di dunia nyata. Sebagai contoh, kemanapun Anda melihat atau pergi saat mengenakan headset MR, konten 3D dalam ruangan tersebut akan tampak jauh atau lebih dekat ke lokasi Anda kemana pun Anda bergerak sehingga menawarkan perspektif berbeda atas obyek seiring dengan pergerakan Anda di sekitarnya. HoloLens dari Microsoft, Samsung Odyssey, Acer Windows Mixed Reality dan Lenovo Explorer merupakan alat MR yang paling dikenal publik.

Mixed Reality sendiri merupakan teknologi imersif terbaru dan sebagai hasilnya, publikasi mengenai pemakaiannya belum sebanyak teknologi VR. Akan tetapi, dalam pengembangan terbarunya, HoloLens 2 menjadi alat tidak tertambat yang Microsoft harapkan akan membantu banyak lini bisnis dan organisasi agar publik dapat berkomunikasi, berkolaborasi, dan belajar bersama.

Brand otomotif ternama, Ford, misalnya, menggunakan teknologi MR untuk berbagai tujuan bisnis. Ford memanfaatkan HoloLens untuk membuat prototipe kendaraan dalam lingkungan virtual agar tidak perlu menciptakan prototipe dalam kondisi sesungguhnya yang selama ini menjadi metode produksi tradisional.

Perbedaan VR dan MR terlihat dari besaran daya pemrosesan yang dibutuhkan. Dalam hal ini, teknologi MR membutuhkan daya pemrosesan yang lebih banyak dari teknologi AR atau VR.

Baca juga: VR di Jakarta Hadirkan Brand Activation yang “Naik Kelas”

Selain itu, MR bergantung terhadap headset MR yang menawarkan baik pengalaman holografis melalui kacamata tembus cahaya atau pengalaman imersif.

Perbedaan VR dan MR lainnya terletak pada level imersifnya. Meski tidak seimersif VR, teknologi MR menarik dilihat dari kenyataan virtual dan berimbuh yang dapat bergabung dengan dunia virtual dan nyata untuk menciptakan interaksi yang sungguh efektif dan masuk akal. Penggunanya dapat berinteraksi dengan obyek yang ada di dalamnya berkat teknologi pengenalan gerak tubuh/pandangan/suara melalui headset atau sepasang pengendali gerakan atau motion controllers.

Beberapa contoh penggunaannya dalam dunia bisnis misalnya adalah pelatihan karyawan dan pendidikan, proses penjualan produk, dan pembuatan model desain.

Anda bisa menggunakan gerak tubuh untuk menggerakkan sepenggal konten digital di sekitar papan putih virtual dan melihat avatar digital dari rekan kerja yang duduk di samping Anda. Teknologi MR bahkan mempunyai potensi membuka pintu untuk hal lain, seperti hologram dan holoportation.

Peluang penggunaan teknologi MR masih terus digali. Yang pasti perpaduan lingkungan digital dan dunia nyata menjanjikan hal seru bagi masa depan. Teknisi dapat menggunakan MR untuk mengetahui informasi paling baru tentang bagaimana teknologi yang seharusnya dan berinteraksi dengan manual untuk mengetahui apa yang mesti dikerjakan selanjutnya. Pengendali mutu dapat menggunakan tampilan yang dipasang di kepala untuk mengakses dan berinteraksi dengan konten digital sembari mereka bekerja.

Ke depan, MR kemungkinan menjadi alat berharga untuk pelatihan kerja berkat kombinasi instruksi praktis dan informasi digital di dalamnya. Dalam lingkungan kolaborasi, MR dapat memegang kunci untuk membantu kita terhubung dengan rekan kerja kita dan klien dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya. Teknologi MR dapat membuat tim saling berjejaring, mengerjakan ide bersama, dan bahkan membangun prototipe digital saat itu juga. Itulah penjelasan tentang perbedaan VR dan MR yang semoga dapat menambah wawasan Anda tentang perkembangan teknologi imersif hingga saat ini.

Pemanfaatan Teknologi MR dan VR di Indonesia

Cepatnya adopsi teknologi MR dan VR secara global diprediksi merembet ke Indonesia. Melihat contoh penggunaan di atas, secara garis besar Anda dapat menyesuaikannya dengan lini bisnis Anda dan target yang ingin dicapai saat ini. Merumuskan strategi bisnis menjadi titik tolak awal sebelum menentukan teknologi mana yang lebih sesuai. Kami dari MonsterAR siap mendampingi proses bisnis Anda mulai dari pemilihan teknologi imersif yang tepat hingga rincian bagaimana target dapat tercapai. Tim kami terdiri dari bagian IT, kreatif, dan bisnis sehingga solusi dari kami komprehensif dan tepat guna baik bagi Anda dan target pasar. Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lengkapnya.

AR/VR Tingkatkan Produktifitas, Kecepatan Kerja dan Omzet Bisnis Anda
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !

Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *