Peran Penting Virtual Reality dan 5G Dalam Tingkatkan Omzet Toko Ritel
Toko ritel besar dunia seperti Walmart memiliki banyak teknologi mutakhir yang dapat digunakan untuk melayani pelanggan lebih baik, khususnya teknologi Virtual Reality dan 5G yang akan kita bahas lebih mendalam. Mulai dari kiosk untuk pelayanan mandiri, teknologi AI untuk rekomendasikan kebiasaan pelanggan dalam berbelanja produk, hingga penerapan teknologi Virtual Reality (VR) untuk pelatihan karyawan lebih optimal.
Menurut data dari Gartner, penerapan IoT oleh segmen ritel dan grosir akan tumbuh hingga 440 juta endpoints tahun ini, naik dari 360 juta pada 2019 dan 290 juta pada 2018. Seiring dengan berlipat gandanya endpoints tersebut, begitu pula dengan jumlah informasi yang dihasilkannya. Pertanyaannya adalah, bagaimana cara teknologi IoT dapat membantu toko ritel untuk bertumbuh.
- Data akan membantu toko ritel beroperasi lebih efisien dengan menjaga rak tetap terisi, secara akurat mencerminkan inventaris secara waktu nyata.
- Toko ritel dapat menggunakan analitik waktu nyata untuk tidak hanya memberikan pengalaman berbelanja yang lebih nyaman, tetapi juga mempromosikan kesehatan dan keselamatan pelanggan dan karyawan.
- Potensi 5G untuk bandwidth tinggi dan latensi rendah akan memungkinkan pelatihan AR / VR melalui streaming berbasis cloud ke perangkat berbiaya lebih rendah daripada HMD saat ini.
- Solusi seluler dalam gedung akan dibutuhkan untuk pengalaman 5G yang konsisten di seluruh perangkat yang terhubung.
Pada akhirnya, segala kemudahan dan optimasi pelayanan di atas akan membuat belanja lebih efisien dan nyaman. Berikut, beberapa penjelasan bagaimana Virtual Reality dan 5G dapat tingkatkan industri ritel menjadi lebih baik lagi.
5G tingkatkan rantai pasokan dengan inventaris yang lebih akurat
Terlalu banyaknya toko ritel yang melacak inventaris secara manual, dapat berakibat penghitungan yang tidak tepat atas apa yang ada di rak. Meskipun bisnis tersebut yakin bahwa semua produk hampir selalu tersedia, namun pelanggan menemukan kemungkinan produk yang mereka cari selalu ada hanya 75%. Perbedaan ini merugikan industri ritel global lebih dari $ 1,1 triliun dolar setiap tahunnya.
Kombinasi tag RFID, sensor, dan kamera dapat memberikan analisis jumlah barang yang mereka butuhkan untuk mengisi kembali rak dan memesan sebelum kehabisan inventaris. Sistem yang sama juga memungkinkan pengumpulan data tentang jalur yang diambil pelanggan melalui toko, tempat mereka berhenti, dan apa yang mereka ambil, dimana data ini akan sangat bermanfaat dalam menentukan tata letak masing-masing barang, sehingga produk yang cenderung dibeli secara bersamaan bisa diletakan secara berdekatan.
Tambahkan 5G ke rangkaian kemampuan tersebut dan Anda membuka pintu ke tingkat respons yang lebih tinggi. Pengumpulan dan berbagi data toko dengan sistem ritel lokal dan perusahaan dapat membanjiri jaringan Wi-Fi di dalam toko, yang kemudian dapat memengaruhi operasi toko dan pengalaman belanja pelanggan. Konektivitas 5G dapat mengumpulkan, berbagi, dan menganalisis lebih banyak data di seluruh jaringan ritel toko dan perusahaan tanpa memengaruhi performa operasional dan pengalaman berbelanja pelanggan.
Baca juga: Geliat VR di Indonesia, Bantu Bisnis Tumbuh Lebih Cepat
Pelatihan efektif dan tanpa risiko melalui VR
Penerapan 5G di toko ritel tidak hanya memengaruhi performa operasional dan pelayanan pelanggan, namun juga dapat membantu mendidik karyawan dan mencegah insiden keselamatan. Perusahaan di A.S. menghabiskan 83 miliar dolar untuk pelatihan perusahaan pada tahun 2019 untuk mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan karyawan untuk memenuhi peran mereka. Sayangnya, tingkat retensi metode pengajaran pasif seperti mengikuti kuliah atau membaca buku manual jauh lebih rendah daripada metode partisipatif. Augmented Reality dan Virtual Reality adalah solusi potensial, yang memungkinkan karyawan untuk berlatih melayani pelanggan secara langsung di lingkungan virtual yang aman, melibatkan mereka dengan pengalaman yang imersif, dan mempercepat proses pembelajaran.
Kembali ke tahun 2017, dimana Walmart melihat peluang untuk melatih karyawan lebih efektif dengan lingkungan yang nyata melalui VR ke 30 Akademinya, menempatkan manajer dalam simulasi Black Friday dimana mereka harus menghadapi banjir pelanggan yang berburu diskon tiada henti. Program ini sangat sukses sehingga Walmart akhirnya mengirim headset VR ke semua tokonya. Dengan ribuan headset di lapangan, lebih dari 1 juta karyawan memiliki akses ke perpustakaan modul pelatihan VR berbasis aktivitas, sehingga bisa berlatih lebih mudah dan efektif.
Headset ringan yang digunakan Walmart menawarkan daya pemrosesan yang terbatas. Rutinitas pelatihan yang lebih ketat mungkin memerlukan grafis berkualitas lebih tinggi, pelacakan yang lebih baik, atau latensi gerakan-ke-foton yang lebih rendah. Menurut Ericsson, bandwidth tinggi, latensi rendah, dan keandalan yang Anda perlukan untuk kasus penggunaan ini dapat dikirimkan melalui jaringan 5G pribadi atau melalui potongan jaringan pada jaringan publik.
Manfaat Virtual Reality dan 5G Bagi Industri Ritel
5G akan mengubah pengalaman berbelanja, memberikan penawaran yang lebih relevan, pembayaran yang lebih cepat, dan interaksi di seluruh jaringan. Semuanya menjanjikan untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan personalisasi. Inventaris yang akurat membantu toko ritel mengelola stok mereka dan mencegah penjualan yang hilang.
Tidak kalah penting, pelatihan VR / AR memberi karyawan kesempatan untuk melakukan simulasi pelatihan kerja melayani pelanggan tanpa risiko kesalahan atau cedera yang merugikan, sehingga merupakan teknologi yang sempurna untuk pelatihan kerja. Ini berlaku tidak hanya dalam industri ritel saja, tetapi bidang pekerjaan lain seperti mengendalikan kendaraan tertentu hingga pemadam kebakaran dapat meraup manfaat dari media pelatihan berbasis teknologi VR.
Virtual Reality menjadikan pelatihan lebih hemat biaya, efisien, dan tanpa risiko cidera
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !
Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami
Leave a Reply