Virtual Reality dalam Pendidikan

Virtual Reality dalam Pendidikan yang Memudahkan Pemahaman Murid

Virtual Reality dalam pendidikan terlihat modern padahal ia hanya salah satu turunan dari temuan teknologi imersif yang banyak merevolusioner berbagai sektor. Sejarah Virtual Reality (VR) sendiri bahkan sudah ada sejak 1930an.

Apa yang terlihat seperti temuan abad ke-21 tidak muncul begitu saja. Konsep VR berakar dari konsep pada 1930an. Adalah penulis fiksi ilmiah Stanley G. Weinbaum yang pertama kali menggambarkan penggunaan sepasang kacamata yang membantu pemakainya menikmati pengalaman dunia holografis yang secara penuh dibuat sendiri oleh manusia. Adegan ini muncul dalam cerita pendeknya berjudul Pygmalion’s Spectacles atau Kacamata Pygmalion yang pertama kali terbit pada 1935. Pengguna memperoleh akses penuh terhadap langkah penuh atas titik sentuh sensor secara penuh. Mereka bisa melihat, membau, mencicipi, dan menyentuh dunia buatan di sekitar mereka.

Singkat kata setelah hampir seabad kemudian, ide VR tidak lagi terpaku pada halaman-halaman fiksi ilmiah atau menjadi gagasan kreatornya yang visioner. VR secara cepat menjadi alat teknologi yang mempengaruhi seluruh aspek masyarakat modern, termasuk pendidikan.

Lalu, apa manfaat Virtual Reality di ruang kelas dan apa yang bisa kita harapkan dari masa depan teknologi mutakhir ini? Berikut penjelasannya.

Asal Muasal Virtual Reality dalam Pendidikan

Kita bisa menyimpulkan bahwa percepatan VR sebagai medium pendidikan yang membangkitkan semangat belajar melalui peluncuran Oculus Rift pada 2012. Headset VR tersebut secara khusus memang ditujukan untuk video games tetapi ia mempunyai kemampuan membenamkan penggunanya dalam dunia 3D yang dibuat menggunakan komputer. Sejak peluncuran Oculus Rift lebih dari satu dekade yang lalu, VR telah mengalami revolusi teknis yang luar biasa; sebuah transformasi yang tidak hanya terbatas pada dunia video game melainkan keseluruhan lingkungan digital dan banyak aplikasinya.

Seiring dengan headset yang kian canggih dengan teknologinya yang lebih berdaya, VR melampaui tujuan awalnya yang berfokus pada gaming. Ia menjadi berguna untuk berbagai sektor, mulai dari medis dan arsitektur hingga latihan kerja dan pendidikan.

Dengan biaya yang lebih kecil ditambah kemajuan teknologinya yang pesat, VR kini menjadi pilihan realistis bagi sekolah. Dan dengan adanya aplikasi pelopor, seperti Google Expeditions, gelombang baru medium belajar menjadi mungkin. Menggunakan kamera 360 derajat untuk menciptakan lingkungan virtual sesuai pilihan sendiri akan membuat murid bisa mengunjungi museum, menjelajahi monumen zaman dahulu, berenang dengan ikan hiu, bahkan memasuki ruang angkasa, kesemuanya tanpa meninggalkan ruangan kelas.

Pendekatan Modern terhadap Metode Pembelajaran Tradisional

Di balik kecanggihan teknologi dalam dua dekade terakhir, inti dari pembelajaran siswa mayoritas tetaplah sama sepanjang sejarah. Model pembelajaran didasarkan pada kemampuan mengingat lebih lama, belajar untuk ujian, dan menyerap informasi melalui buku teks masih menjadi tipe pembelajaran tradisional di dalam ruang kelas.

Akan tetapi, Virtual Reality dalam pendidikan dapat membantu siswa bersinggungan dengan praktek pendidikan konvensional dalam cara baru dan lebih imersif. Sebuah headset VR dapat membawa murid secara cepat dari meja mereka ke kaki bukit Gunung Fuji atau pusat Colesseum di Roma atau membuat mereka bisa melakukan percobaan dengan zat kimia reaktif tanpa perlu mencemaskan risiko cedera fisik. Murid tidak hanya bisa melihat lingkungan virtual ini tetapi juga berinteraksi dengannya sehingga menciptakan pengalaman pembelajaran responsif yang dinamis.

Bagaimana Virtual Reality Bermanfaat dalam Ruangan Kelas

1. Belajar melalui pengalaman

VR sanggup menjembatani kesenjangan antara murid yang kesulitan menyerap atau memvisualisasikan informasi dengan mempresentasikan skenario yang memikat hati dan berdasarkan dunia sesungguhnya. Lingkungan yang disimulasi sanggup membenamkan murid dalam suatu subyek, membuat mereka merasa terhubung dengan topik yang sedang mereka jelajahi.

Di lain pihak, pengalaman pendidikan bisa lebih lanjut ditingkatkan melalui pemakaian sensor yang terintegrasi dalam piranti VR. Seiring dengan pelacakan pada tindakan dan gerakan penggunanya, tampilan VR bisa menyesuaikan diri agar menciptakan lingkungan indrawi yang sepenuhnya interaktif. Siswa, yang belajar lebih secara efektif melalui pengalaman lebih bagus dalam mengingat ilmu dan menerapkan konsep yang dipelajari dalam situasi praktis.

2. Virtual Reality untuk karir terkait STEM

Bagi siswa pada pendidikan tingkat lanjut, VR merupakan alat berharga untuk membantu mereka mengembangkan kemahiran kunci terkait bidang pilihan mereka. Sementara industri Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) menyesuaikan diri terhadap lingkungan teknologi yang berkembang dari hari ke hari, pendidikan dapat mempersiapkan masa depan dunia kerja melalui pembelajaran berbasis VR.

Baca juga: VR Simulator untuk Pelatihan: Maksimal Efisiensi, Minimum Resiko

Dengan headset VR, murid bisa mempelajari properti struktur atas gedung jembatan, menjelajahi kerja internal atas hati manusia, mempelajari perkembangan kebiasaan pohon sequoia raksasa, kesemuanya cukup dari ruangan kelas. Dengan memberikan murid peluang untuk secara menyeluruh bersinggungan dengan industri STEM dan serangkaian kemahiran praktis agar sukses, guru bisa menyediakan ide yang lebih jelas tentang apa yang bisa diharapkan dari jalur karir yang mereka pilih.

3. Pembelajaran jarak jauh

Dengan infrastruktur internet yang kokoh dan perangkat lunak serta piranti yang tepat, mayoritas aplikasi VR bisa diakses secara gampang dari mana saja dan kapan saja. Melalui aksesibilitas yang universal, sekolah dan yayasan dapat menciptakan gapura pembelajaran virtual, menghilangkan batasan waktu dan lokasi sebab murid tidak lagi perlu pergi ke institusi fisik. Hal ini tentu saja menghemat waktu dan sumber daya. Mereka bisa menghadiri kelas, seminar, atau workshop melalui platform virtual sehingga menciptakan lingkungan pembelajaran inklusif yang memberi solusi atas perbedaan jadwal dan lokasi geografis.

Virtual Reality dalam pendidikan dapat mewujud dalam pelajaran virtual yang telah direkam sebelumnya sehingga murid dapat melihatnya berkali-kali. Cara ini akan menolong mereka dalam mengurai ide rumit sesuai dengan kecepatan berpikir masing-masing. Dengan kata lain, VR memfasilitasi pembelajaran individual yang fleksibel sehingga menguntungkan murid dan pertumbuhan pendidikan mereka.

4. Kunjungan akademis secara virtual

Studi akademis telah lama mendengungkan keunggulan memakai teknologi imersif untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran dan kunjungan akademis secara virtual membantu memangkas biaya bagi murid. Mereka tetap bisa mengunjungi lokasi fisik di seluruh dunia tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya melalui virtual tour.

Daripada membaca tentang Yunani Kuno dari buku teks, pengguna bisa mengunjungi Acropolis di Athena dan Parthenon dalam dunia virtual. Kunjungan virtual semacam ini tidak hanya menyediakan pengalaman seru jauh dari ruangan kelas, riset menunjukkan bahwa model kunjungan ini mempunyai kemampuan menambah motivasi intrinsik murid untuk belajar. VR dapat menggantikan kuliah dan alat non-interaktif dengan keterlibatan dan keikutsertaan secara virtual dan murid menemukan cara baru terhubung dengan bahan pembelajaran mereka.

Kunjungan virtual juga menyediakan keunggulan tambahan berupa bertambahnya aksesibilitas, pilihan yang jauh lebih murah daripada mengunjungi lokasi tertentu yang bisa membebani anggaran sekolah.

5. VR untuk siswa dengan kesulitan belajar

Model ruangan kelas yang imersif telah terbukti bermanfaat untuk murid dengan kesulitan belajar. Untuk anak yang menghadapi tantangan dalam lingkungan ruangan kelas tradisional, pendidik bisa menciptakan kondisi sekitar yang aman dan terkendali memakai teknologi VR.

Sementara beberapa murid mungkin tertatih-tatih menggunakan headset VR, ruangan kelas yang imersif dapat membantu guru menyampaikan pelajaran yang menyerupai ruangan belajar konvensional. Level kemiripan ini mendorong murid untuk menjelajahi lingkungan virtual tanpa merasa terbatas.

Sebagaimana tertulis dalam studi pada 2007 oleh Dorothy C. Strickland, VR telah lama menunjukkan kemujaraban khusus dalam membantu murid denga autisme. Murid terbukti mampu mentransfer kemahiran yang diperoleh dalam kenyataan virtual ke skenario dunia sesungguhnya, termasuk navigasi jalan dan keselamatan saat kebakaran.

Itulah penjelasan dan manfaat Virtual Reality dalam pendidikan yang mudah-mudahan menambah wawasan Anda.

Penerapan AR dan VR di sekolah tingkatkan kualitas pendidikan dan minat belajar anak
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !

Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *