Temukan Seluk Beluk Apa Itu Virtual Reality dalam Artikel Ini
Apa itu Virtual Reality? Apakah ia hanya untuk seru-seruan saja? Pertanyaan tersebut mungkin masih menghinggapi benak yang belum pernah mencobanya. Artikel kali ini akan membahas lengkap semua hal terkait inovasi ini.
Bagi orang awam, keberadaan Virtual Reality (VR) mudah dikenali melalui headset berukuran agak besar. Jika Anda mendapati pengguna headset lalu bergerak kesana-kemari seperti di dunia lain, besar kemungkinan ia sedang menikmati konten dalam VR.
Pengertian Virtual Reality
Pengertian apa itu Virtual Reality sudah terbersit dari dua yang membentuknya; virtual atau maya, dan reality atau kenyataan. Sehingga, VR adalah dunia maya yang memang dibuat berbeda dari kenyataan sesungguhnya. VR merupakan salah satu bentuk inovasi digital yang bertujuan mendatangkan pengalaman imersif kepada penggunanya.
Secara teknis, VR dibuat memakai simulasi komputer dalam bentuk visual tiga dimensi. Konten VR “melompat” dari konten visual konvensional. Selain lebih nyata berkat format tiga dimensinya, pembuat VR memasukkan indera penglihatan, pendengaran, sentuhan, bahkan penciuman. Walhasil, pemakai benar-benar melebur dalam dunia baru ini sekaligus bisa berinteraksi dengan obyek di dalamnya.
Perkembangan Virtual Reality
Inovasi VR yang canggih tersebut tidak lahir dalam satu malam. Inovasi sudah dimulai sejak 1957. Mengutip Yudho Tudhanto dalam buku Panduan Mahir Pengantar Teknologi Informasi, Morton Heilig menjadi yang pertama merintis VR dengan menciptakan simulator VR bernama Sensorama. Di dalam simulator ini terkandung fitur visual, getaran, dan bau.
Beberapa tahun berikutnya, Ivan Sutherland mengembangkan sistem tampilan yang terhubung dengan gerakan kepala atau populer sebagai head-mounted display. Jim Clark menambah daftar penemu terkait VR dengan penelitiannya mengenai helm yang dilengkapi dengan head-mounted display pada 1974.
Disusul kemudian adalah Jaron Lanier yang pada 1989 meluncurkan VR secara komersial melalui Internet. Popularitas VR terus berkembang setelah kacamata Crystal Eyes ditemukan. Inovasi ini sangat membantu pengguna bisa berinteraksi dengan konten di dalam VR. Pabrikan pesawat terbang Boeing menjadi yang pertama memakai VR. Boeing memanfaatkan teknologi VR untuk melatih pilot baru mereka. Setelahnya, VR semakin berkembang, tidak hanya dari segi inovasi, melainkan juga penggunaannya pada berbagai sektor industri.
Virtual Reality VS Augmented Reality
Virtual Reality dan Augmented Reality (AR) bagaikan dua sisi dari satu koin yang sama. Anda dapat menganggap Augmented Reality sebagai VR dengan satu kakinya di dunia nyata. Augmented Reality mensimulasikan objek buatan di lingkungan nyata, sedangkan Virtual Reality menciptakan lingkungan buatan sepenuhnya untuk ditempati.
Dalam Augmented Reality, komputer menggunakan sensor dan algoritma untuk menentukan posisi dan orientasi kamera. Teknologi AR kemudian membuat grafik 3D seperti yang akan muncul dari sudut pandang kamera, kemudian menempatkan gambar yang dihasilkan komputer di atas pandangan pengguna di dunia nyata.
Dalam Virtual Reality, komputer menggunakan sensor dan algoritma yang serupa. Namun, alih-alih menempatkan kamera nyata dalam lingkungan fisik, posisi mata pengguna berada di dalam lingkungan simulasi. Jika kepala pengguna menoleh, grafik bereaksi mengikuti pengguna. Alih-alih menggabungkan objek virtual dan pemandangan nyata, cara kerja teknologi VR adalah dengan menciptakan dunia interaktif yang tampak nyata bagi pengguna.
Kenapa Virtual Reality?
Apa itu virtual reality dan manfaatnya dalam industri? Banyak bisnis bisa mendapat manfaat dari teknologi VR khususnya dalam industri hiburan. Film dan video game imersif adalah contoh yang bagus karena industri hiburan adalah industri multi-miliar dolar dan konsumen selalu tertarik pada hal-hal baru. Realitas virtual juga dapat diterapkan untuk beragam bisnis yang lebih serius, berikut beberapa di antaranya:
- Arsitektur
- Pelatihan kerja
- Pendidikan
- Olahraga
- Kedokteran
- Seni
- Hiburan
Realitas virtual dapat mengarah pada penemuan-penemuan baru dan menarik di bidang-bidang ini yang berdampak pada kehidupan kita sehari-hari.
Komposisi Teknis Virtual Reality
Di balik tampilan luar yang terlihat seru, pembuatan VR sendiri cukup kompleks. Tim teknis per proyek pengerjaan harus terlebih dahulu memahami ciri khas dan cara kerja per komponen di bawah ini.
Baca juga: Jurus untuk Bawa Bisnismu Melompat Lebih Tinggi dengan Virtual Reality Indonesia
1. Head-mounted display (HMD)
Head-mounted display (HMD) adalah layar yang dipasang di kepala dimana di dalamnya terkandung teknologi proyeksi. Banyak yang menyebut HMD sebagai “setengah helm” yang memang disebut demikian. Tampilan HMD tidak menutupi pandangan pemakainya. Gambar terlihat tepat di pandangan pengguna di dunia nyata. Inilah medium seorang pengguna bisa melihat visual serta berinteraksi dengannya.
2. Bidang pandang dan frame rate
Bidang pandang menyesuaikan dengan bidang pandang manusia. Ia menentukan dunia di sekeliling kita dan seberapa miripnya dengan kondisi yang nyata sekarang ini. Untuk saat ini, bidang pandang masih belum bisa mengkomodir bidang pandang alami manusia. Rerata manusia sanggup menyaksikan sekitar 220 derajat konten di sekelilingnya sedangkan headset VR baru 180 derajat. Tentu saja, pengembang VR terus melakukan inovasi agar bidang pandang semakin bisa mengakomodir kemampuan alami manusia.
Sedangkan frame rate berperan penting sebab turut menentukan cara kerja VR. Frame rate harus bergerak sangat cepat supaya bisa meniru dengan apa yang kita lihat di kehidupan sehari-hari. Setiap pasang mata manusia sanggup menangani hingga 1.000 frame per second, demikian menurut kata pakar. Jika menangani frame rate kurang dari 60, manusia bisa merasakan mual dan disorientasi. Sekarang ini, para pakar terus berusaha mencapai target 120 frame per second.
3. Audio spasial dan efek suara
Untuk membuat konten yang imersif, efek audio spasial atau suara 360 derajat sangatlah penting. Headset VR yang canggih sudah membenamkan efek ini agar penggunanya dapat menikmati teknologi VR secara maksimal. Efek suara bisa datang dari belakang, atas, atau samping pengguna sebagai instruksi kemana harus melangkah selanjutnya tergantung pada isi konten. Karenanya, pengalaman terasa sangat nyata.
4. Fitur posisi dan pelacakan kepala
Dalam menikmati VR, Anda bisa bebas bergerak dalam lingkungan virtual sementara lingkungan ini akan secara otomatis menyesuaikan dengan posisi Anda saat itu. Fleksibilitas dalam bergerak seperti di dunia nyata didukung oleh fitur pelacakan kepala dan posisi dalam derajat yang bebas.
Headset dengan 6 derajat kebebasan sanggup mengecek posisi Anda di suatu ruangan serta memperlihatkan arah yang ingin dicapai oleh kepala Anda. Di dalam headset terkandung sensor untuk memastikan gerak Anda aman di dalam ruangan.
Pengembang VR giat berinovasi pada sistem pelacakan, seperti pelacakan mata untuk meningkatkan fokus di dalam lingkungan VR. Sistem pelacakan yang lebih baik diharapkan juga untuk mengurangi rasa mual pada beberapa orang akibat memakai headset. Sedangkan inovasi lainnya terletak pada sensor umpan balik haptic dan pelacakan lainnya dengan maksud penyematan pilihan pengontrol ke dalam VR dan mewujudkan pandangan yang lebih imersif.
Konsep Kerja Virtual Reality
Sub topik yang tidak kalah pentingnya dari apa itu Virtual Reality adalah memahami konsep kerjanya. Pengembang dan produsen teknologi ini memanfaatkan berbagai elemen di atas untuk menyajikan dunia virtual yang penuh fantasi. Setelah konsep narasi dan visual sudah sesuai rancangan, sensor gyroscopic, akselerator, dan magnetometer pada headset membantu dalam melacak interaksi pemakai dengan ruang virtual. Selain itu, headset VR terkoneksi dengan kamera luar dan jaringan komputer sehingga pengguna bisa mengakses perangkat lunak terkait VR atau yang berhubungan dengan program tambahan.
Penggunaan Virtual Reality
VR memang kerap dikaitkan dengan industri hiburan, terutama gaming. Tetapi, inovasi ini sudah banyak bermanfaat pada sektor lainnya, sebagaimana bisa Anda baca di bawah ini.
1. Pelatihan kerja yang aman dan hemat
Hampir semua bidang membutuhkan pelatihan kerja agar calon karyawan atau staf yang sudah bergabung lebih memahami teknis tertentu. Pelatihan umumnya masih mengandalkan cara konvensional atau offline. Teknik ini mempunyai kecenderungan memakan banyak biaya hingga mendatangkan risiko cedera.
VR menawarkan pelatihan online yang lebih hemat, aman, dengan tetap mengedepankan isi materi pelatihan itu sendiri. Metode ini pas untuk membantu perusahaan atau institusi yang bergerak pada sektor militer, penerbangan, atau kedokteran.
Baca juga: Inspirasi Penggunaan Augmented Reality bagi Bisnis Anda
Untuk sektor penerbangan, misalnya, pelatihan ini memakai teknologi VR dengan cockpit realistis sehingga mewujudkan pelatihan yang menyeluruh secara virtual dengan instruksi secara langsung. Cara ini menghindari risiko kecelakaan atau pesawat jatuh seperti yang lebih mungkin terjadi saat simulasi secara offline.
Bagi dunia kedokteran, pelatihan memakai VR sangat membantu bagi calon dokter untuk memahami proses operasi dan materi kedokteran lainnya. Peserta akan lebih cepat memahami materi operasi, misalnya, sehingga dapat membantu menekan risiko kesalahan saat operasi yang sesungguhnya.
2. Pengobatan fobia
Mereka yang mempunyai fobia terhadap suatu hal dapat beralih ke teknologi VR untuk mengendalikan, bahkan mengobatinya. Misalnya, pejuang veteran bisa menggunakan VR untuk pulih dari trauma akibat perang yang diikuti.
3. Visualisasi data
Teknologi VR membuat data lebih mudah dimengerti oleh publik. Contohnya adalah visualisasi molekuler, arsitektur, hingga model cuaca. Dengan data yang sudah divisualisasi, informasi lebih bermanfaat secara lebih cepat dibandingkan data yang dibuat grafik saja.
4. Mempermudah kegiatan pembelajaran
Adanya VR sangat membantu guru dalam menjelaskan konsep rumit serta menghidupkan suasana kelas. Siswa lebih mudah dalam memahami, bahkan terlibat dalam materi pembelajaran. Terdapat dua metode pemanfaatan teknologi VR bagi dunia pendidikan, yakni:
- murid memakai komputer, keyboard, dan mouse, untuk menjelajahi dunia virtual.
- murid memanfaatkan sejumlah perangkat input, seperti pengontrol dan headset VR, lalu memakainya di kepala.
Mulai dari hewan hingga molekul, teknologi VR dapat mengakomodir itu semua sehingga murid tidak merasa bosan mempelajari subyek yang rumit dan cukup abstrak. Tak lupa setelah menjelajahi isi VR, ajak murid untuk saling berbagi cerita. Melalui teknik ini mereka bisa berinteraksi dengan yang lain dan mengajukan pertanyaan ke guru.
Masa depan VR
Pada 2026, teknologi VR diprediksi bernilai sekitar US$185,66 miliar. Ini akan berarti inovasi VR tumbuh sangat cepat seiring dengan prediksi pemakaiannya yang kian populer bagi berbagai kalangan konsumen. Saat ini, headset menjadi medium paling penting untuk menikmati konten VR. Para pengembang terus berupaya membuat headset VR lebih ramping dan lebih mobile agar tidak merepotkan dengan banyaknya kabel serta lebih jelas visualnya. Bagian lain yang akan terus digarap adalah sensor haptic dan sarung tangan pelacak untuk menggantikan sistem kontrol yang kaku. Kecerdasan buatan dan mesin pembelajaran tidak kalah penting untuk terus dikembangkan. Keduanya nantinya akan lebih cerdas dalam melacak interaksi pemakainya.
Itulah definisi apa itu Virtual Reality, cara kerja, hingga pemanfaatannya. Dan jika perusahaan Anda saat ini sedang mencari mitra pembuat VR, kami dari MonsterAR, siap menjadi rekan kerja terbaik. Silahkan cek portofolio kami di bawah ini dan kami tunggu permintaan bisnis dari perusahaan Anda.
Virtual Reality menjadikan pelatihan lebih hemat biaya, efisien, dan tanpa risiko cidera
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !
Kunjungi channel Youtube MonsterAR untuk selengkapnya tentang project kami
Leave a Reply